Setelah FS, JK Serang Kinerja Komite Etik Munaslub Golkar

 Setelah FS, JK Serang Kinerja Komite Etik Munaslub Golkar

JAKARTA, LintasParlemen.com – Setelah sehari sebelumnya Tim Sukses Ade Komarudin Firman Soebagyo mengkritisi sikap Komite Etik yang terlihat ‘berpihak’ pada calon tertentu. Seharusnya komite itu hadir untuk menjunjung tinggi keadilan dan kesamaan bagi caketum yang berlaga di Munaslub Bali nanti.

Alasan Firman yang juga Ketua DPP Partai Golkar itu mengatakan, aturan yang ada dimaknai terlalu kaku dan belum terlihat bijaksana memandang sebuah persoalan utamanya. Sebagai contoh, saat pertemuan caketum Golkar Ade Komarudin dengan ketua DPD I Golkar Kalimantan Barat diproses oleh komite etik munaslub. Komite Kode Etik menyebut hal itu tidak beretika alias melanggar aturan.

Hari ini, tokoh senior Partai Golkar yang juga wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut pertemuan para calon ketum Golkar atau tim sukses dengan pengurus daerah merupakan hal wajar.

Namun pertemuan tersebut tidak boleh bertujuan untuk membeli dukungan dari pemilik suara.

“Saya tidak tahu batasannya itu etik itu. Ya tergantung pertemuannya, kalau maksud pertemuannya menjurus ke politik uang tentu salah,” ujar JK usai menghadiri Peluncuran dan Bedah Buku ‘Sisi Lain Akuntabiilitas KPK dan Lembaga Pegiat Antikorupsi’ di Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/05/2016).

Hingga saat ini Komite Etik Munaslub Golkar sudah menerima 4 laporan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan caketum. Para pelapor dan terlapor akan diminta klarifikasi atas aduaan yang masuk.

Ketua Komite Etik Munaslub Golkar Fadel Muhammad menyebut caketum Setya Novanto dan Ade Komarudin menjadi pihak yang ikut diminta klarifikasi. Keduanya dilaporkan terkait perrtemuan dengan DPD I sebagai pemilik suara dalam Munaslub tanggal 15-17 Mei di Bali.

Sebelumnya, ada empat laporan yang ditemukan bukti awal dugaan pelanggaran yang dilakukan caketum di tiga daerah. Di antaranya pertemuan di Hotel Ritz Charlton Jakarta.

Lalu ada pula ‘operasi tangkap tangan’ di Hotel Grand Melia Jakarta, laporan dugaan money politics di Surabaya, dan pertemuan dengan beberapa sekretaris DPD II di Malang Jawa Timur. (sumber: detik.com)

Facebook Comments Box