Fadel: Ada Money Politics tapi Kami Tak Punya Bukti
JAKARTA, LintasParlemen.com – Usai sudah perhelatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar dari tanggal 14-17 Mei 2016 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali.
Namun dari perhelatan itu, Komite Etik menduga keras telah terjadi money politics. Namun Ketua Komite Etik Fadel Muhammad menegaskan praktek itu tak bisa dibuktikan sehingga tak bisa diproses oleh pihaknya di Komite Etik Munaslub yang memenangkan Setya Novanto itu.
“Jika ditanya soal (money politics, red) itu saya bisa katakan secara jujur, ada itu. Kita tidak naif, ada praktik money politics. Kami mengetahui hal itu. Dan kami tidak bisa mengatakan kalau money politics itu tidak ada,” kata Fadel saat dihubungi, Bali, Selasa (17/05/2016).
Menurut Fadel, soal money politics itu pihaknya tak bisa membuktikannya dengan mudah. Karena lembaga penegak etika yang dipimpinannya di Munaslub Golkar itu bisa menghadirkan bukti untuk menjerat pelakunya.
“Praktif money politics itu ada tapi kami sulit membuktikannya dengan pasti. Tidak ada bukti lengkap. Semua laporan masuk tidak mendukung untuk menjerat pelakuknya sehingga kami kemarin (saat Munaslub, red) mencari bukti tapi tidak punya bukti untuk memproses kasus itu,” ungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini.
Bagaimana dengan kinerja tim satgas yang ditugaskan untuk mencari bukti konkrit terkait pelanggaran etika dalam munaslub itu?
“Tim Satgas kami sedikit. Dan sejujurnya saya katakan, kami hanya 10 orang. Ada satgas dan tim, namun kami tak bisa memantau permainan yang mereka lakukan secara tersembunyi,” terang Gubernur Gorontalo dua periode ini.
Komite Etik Munaslub Partai Golkar telah menerima 105 aduan dugaan pelanggaran etik dari Caketum Partai Golkar. Dengan rincian ada 41 aduan melalui pesan singkat, dan 57 aduan melalui lisan. (Mahabbahtaein)