Dapatkah Orang-orang Lemah Mengubah Nasib dan Lingkungan Mereka? Belajar dari Metode Rasulullah
Rasulullah Muhammad SAW merupakan contoh nyata dan gemilang atas keberhasilan mengubah keadaan umat manusia. Pendukung utama dan mula-mula dari misi Rasulullah ialah kaum miskin dan kaum muda. Rasulullah sendiri, ketika mengemban misi perubahannya, terbilang muda, karena baru umur 40 tahun. Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan seterusnya, secara usia di bawahnya. Hanya Khadijah, istrinya yang dapat dipandang usia senior. Sisanya, adalah anak-anak muda, seperti Mus’ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, dan seterusnya
Lalu apa yang dilakukan oleh misi Nabi ini dengan dukungan yang dilihat secara material sangat lemah dibandingkan pendukung Abu Hakam alias Abu Jahal, Abi Sufyan yang kaya raya, dst, yaitu mengubah pandangan hidup dan meresapkan semangat hidup baru yang murni, religius dan dinamik.
Pandangan hidup yang berbeda dengan pandangan materialistik dan paganis dari penduduk Mekkah, yang pertama ditangani, ditanamkan dan dibentuk oleh Nabi terhadap anggota-anggota misinya. Kemudian mengatur mereka dengan peraturan hidup baru berdasarkan Wahyu yang diterima oleh Rasulullah atau syariat. Peraturan hidup itu, seperti membersihkan praktik hidup dari syirik, shalat, tidak makan-makanan yang haram, menyumbang misi Islam, dan seterusnya, memberi mereka pembedaan (diferensiasi) cara hidup dengan musuh mereka kafir Quraisy.
Mereka menundukkan diri seratus persen dengan bimbingan dan pimpinan Nabi. Loyalitas penuh kepada arahan dan kendali Nabi Muhammad Saw, meskipun tetap diberikan ruang partisipasi ide, musyawarah, pertukaran pendapat dan inisiatif yang tidak bertolak belakang dengan semangat ajaran yang ditanamkan oleh Nabi kepada mereka.
Muhammad Saw adalah role model bagi mereka dalam penerapan hidup berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada yang lain. Nabi sendiri demikian konsisten, teguh dan utuh dalam kepribadian dan praktik.
Tujuan akhir dan utama dari segala sub-sub tujuan perjuangan dan dakwah kolektif mereka bersama penuntun dan patron mereka, ialah pertemuan yang diridlai dengan Allah kelak setelah ajal berakhir. Semata-mata ingin diterima sebagai hamba yang berbakti dan bertakwa di hadapan Allah.
Tapi keinginan itu, harus ditebus dengan perjuangan untuk mengubah kehidupan manusia yang tenggelam dengan kesyirikan dan kemaksiatan. Perjuangan ini tentu akan menimbulkan tantangan dan penentangan bahkan peperangan. Tapi itu adalah ujian seberapa teguh dan kuat pendirian untuk menghadapi hal tersebut.
Kalau pada akhirnya pengorbanan nyawa dan harta terpaksa diberikan, maka akan mendapat nilai yang tak tertara di hadapan Allah.
Secara beruntut dapatlah dijabarkan di sini aspek-aspek yang dilakukan oleh Nabi dalam menjalankan metode mewujudkan misinya.
A. Mengubah Keyakinan dan Pandangan Hidup mereka yang direkrut oleh Nabi.
Perubahan itu diwujudkan dengan pernyataan kalimat syaradat dan perubahan keyakinan dan perbuatan.
Pandangan hidup seorang Muslim tercermin dalam isi Kalimat Syahadat, Surat Al Fatihah, Surat Al Ikhlas dan Surat An Nas.
Berikut lafaz dua kalimat syahadat:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Artinya:
“Aku (mengakui-menerima-membela) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
B. Mengubah dasar dan peraturan hidup
Dasar dan Peraturan hidup baru bagi seorang yang baru menyatakan diri sebagai pengikut Nabi, yaitu diatur dalam syariat yang meliputi tatacara beribadah, muamalat, pernikahan, transaksi dan perdagangan, dst.
Syariat hidup itu demikian jelas, solid dan terperinci. Dengan menerapkan syariat hidup tersebut, seseorang akan menjadi berbeda gaya, tatacara dan maksud hidup dengan manusia-manusia di luar Islam.
Al Maidah: 48
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ ( المائدة: ٤٨ )
Artinya:
Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan, (QS. [5] Al-Ma’idah : 48)
C. Mengubah ketundukan dan loyalitas
Ketundukan dan kesetiaan merupakan ukuran dari wujudnya suatu kaum. Kedudukan dan kesetiaan seorang Muslim, kini beralih dan bergeser hanya kepada Allah dan Rasul-nya.
Ketundukan dan kesetiaan itu dibuktikan dengan menerima dan menjalankan perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya.
Turun jihad dan berinfak atau menyumbang materi buat kepentingan Islam di antara indikasi ketundukan dan kesetiaan sebagai anggota komunitas Rasulullah.
At-Taubah Ayat 41
ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
D. Mengubah patron dan kepemimpinan
Berikutnya yang dilakukan oleh Nabi kepada komunitas pengikutnya yaitu menerapkan uswah hasanah sebagai role model yang hidup bagi pengikut-pengikutnya guna menyuburkan semangat dan soliditas dari masyarakat baru ini. Dengan demikian, semua hal dirujuk kepada Nabi Muhammad Saw sehingga beliau dengan sendirinya menjadi patron yang kokoh bagi pengikut-pengikutnya.
Al-Ahzab Ayat 21
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Al-Fath Ayat 29
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
Artinya:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
E. Mengubah arah dan tujuan hidup
Arah dan tujuan hidup diubah dan diperjelas oleh Nabi kepada komunitas pengikutnya. Kehidupan yang dijalani oleh manusia tidak lagi sekedar duniawi, profan, materialistik, paganistik, korup, zulm, dan seterusnya, tapi beralih menjadi religius dan spritual kepada harapan pada keridlaan Allah dan memuat kesadaran ukhrowi, dimana kehidupan dunia ini tidak ada artinya dibanding nilai kehidupan akhirat yang pasti akan ditemui oleh manusia.
Al Ankabut Ayat 5
مَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ اللّٰهِ فَاِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ لَاٰتٍ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ( العنكبوت: ٥ )
Artinya:
Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Al-Kahfi Ayat 110
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Artinya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
F. Siap berbenturan dan konflik
Demi memastikan kelangsungan dan keberhasilan perubahan, benturan dan konflik dengan orang-orang yang tidak menghendaki kehadiran dan perkembangan masyarakat Islam, harus diterima dan dihadapi dengan siap dan pantang takut dan menyerah. Justru dalam kecamuk perang dengan mereka yang tidak menghendaki kehadiran dan perkembangan Islam itu diperoleh keberkahan dan ridla Allah, halmana merupakan yang dikejar oleh para pengikut Nabi.
Al-Baqarah Ayat 216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
G. Menekan terus lawan untuk tunduk dengan ukuran dan rumusan tujuan sosial, baik persuasif maupun dengan non persuasif.
Tidak berhenti mengembangkan dan memperluas jangkauan misi Nabi kepada umat manusia, atau dikenal dengan istilah dakwah. Misi ini sangat penting bagi kemaslahatan dan kedamaian dunia bagi generasi-generasi umat manusia selanjutnya.
An-Nahl Ayat 125
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ali ‘Imran Ayat 104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Dengan aksi-aksi metodik tersebut membuat Nabi Muhammad Saw melambung sebagai pengubah permainan (game changer). Akhirnya terbukti dalam sejarah Komunitas yang tadinya dianggap underestimate oleh masyarakat Quraisy, dalam perjalanannya hingga sampai pada era Khalifah Umar bin Al Khattab, kader Rasulullah Saw, telah dapat menaklukkan Kemaharajaan Persia dan menaklukkan Kekaisaran Romawi di Suriah sampai mundur ke Turki.
Komunitas kecil tidak akan sanggup mengubah keadaan komunitas besar yang mapan dan kokoh, jika tidak berangkat dari pendekatan pengubah permainan (game changer). Dan game changer yang dilakukan Nabi Muhammad Saw adalah di antaranya 7 hal di atas. Kita sekarang dapat meniru hal tersebut.
~Bhre Wira