CAHAYA QIYAMULLAIL: Keutamaan Tarawih dan Tahajjud di Bulan Ramadan

 CAHAYA QIYAMULLAIL: Keutamaan Tarawih dan Tahajjud di Bulan Ramadan

Oleh: Munawir Kamaluddin, Dosen UIN Alauddin Makassar

Dalam heningnya malam, ketika kebanyakan manusia terlelap dalam mimpi-mimpi dunia, ada jiwa-jiwa yang terbangun, melangkah dalam keheningan, dan merunduk dalam sujud penuh kepasrahan.

Mereka adalah para pencari cahaya, yang menyadari bahwa malam bukan sekadar lembaran gelap yang menutup siang, tetapi jembatan menuju keabadian.

Di dalamnya terdapat rahasia ketenangan, kemuliaan, dan keberkahan yang hanya dapat dirasakan oleh mereka yang menghidupkan malam dengan doa dan penghambaan.

Qiyamullail, atau berdiri di hadapan-Nya saat dunia sepi, adalah ibadah yang mendekatkan hamba kepada Rabb-nya. Ia bukan sekadar ritual, tetapi perjalanan spiritual yang membawa ketenangan bagi hati yang gelisah, kejernihan bagi pikiran yang keruh, serta kekuatan bagi jiwa yang lelah.

Dalam setiap rakaat yang ditegakkan, dalam setiap sujud yang dipanjangkan, seorang hamba menemukan dirinya kembali, di hadapan Tuhan yang Maha Penyayang, yang menanti pengaduan hamba-Nya dengan kasih yang tak berbatas.

Di antara ibadah malam yang utama, shalat Tarawih dan Tahajjud menjadi lentera yang menerangi jiwa. Tarawih, yang hanya hadir di bulan suci Ramadan, adalah anugerah bagi umat yang rindu meraih ampunan.

Malam- malamnya adalah ladang kemuliaan, di mana setiap rakaat menjadi saksi ketulusan, dan setiap doa mengangkat harapan menuju langit.

Sementara Tahajjud, yang disyariatkan sepanjang tahun, adalah bisikan rindu dari hamba kepada Rabb-nya, yang meneteskan embun rahmat bagi mereka yang ikhlas mengetuk pintu-Nya di keheningan.

Betapa agung janji Allah bagi mereka yang menghidupkan malam. Ia berfirman:
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةٗ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا مَّحۡمُودٗا

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajjud sebagai ibadah tambahan untukmu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al-Isra’: 79)

Ayat ini bukan sekadar janji, tetapi undangan lembut dari Allah kepada hamba-Nya untuk mendekat, merasakan ketenteraman dalam munajat, dan memperoleh kemuliaan di dunia serta akhirat.

Bahkan, Rasulullah SAW. menggambarkan Qiyamullail sebagai kemuliaan seorang mukmin, pemisah antara mereka yang teguh dalam keimanan dan mereka yang lalai dalam kesibukan dunia. Beliau bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَقُرْبَةٌ إِلَىٰ رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ

“Lakukanlah shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, penghapus dosa, dan pencegah perbuatan dosa.”
(HR. Tirmidzi no. 3549)

Betapa indahnya malam yang dihidupkan dengan doa dan sujud. Ia adalah saat di mana bumi sunyi, tetapi langit terbuka. Saat di mana tiada yang mendengar kecuali Dia yang Maha Mendengar. Saat di mana air mata menjadi saksi keikhlasan, dan doa yang lirih menggetarkan Arsy.

Maka, wahai jiwa yang merindukan ketenangan, mari mendekat kepada-Nya. Mari kita jadikan malam sebagai pelabuhan bagi hati yang merindu, sebagai taman bagi jiwa yang haus akan kasih Ilahi.

Sebab, dalam gelapnya malam, ada cahaya yang tidak dapat ditemukan di bawah terik matahari. Dalam sujud yang panjang, ada kebahagiaan yang tidak dapat dibeli dengan dunia.

Semoga kita menjadi bagian dari mereka yang terpilih untuk merasakan manisnya Qiyamullail, yang merasakan sejuknya bersandar kepada-Nya dalam keheningan, dan yang kelak dipanggil dengan panggilan penuh kemuliaan:
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai.”
(QS. Al-Fajr: 27-28)

Betapa mulianya mereka yang istiqamah dalam menghidupkan malam! Mereka akan diangkat derajatnya, diberi keteguhan hati, dan dianugerahi kedamaian yang tidak dapat dibeli dengan harta. Rasulullah SAW. sendiri adalah teladan dalam menegakkan shalat malam.

Beliau tidak pernah meninggalkannya, meskipun seluruh kehidupannya telah dijamin oleh Allah sebagai manusia paling mulia. Dalam hadits disebutkan:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ

“Lakukanlah shalat malam! Sebab, shalat malam adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, ia adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah, penghapus dosa, dan pencegah dari perbuatan dosa.”
(HR. Tirmidzi no. 3549)

*Menghidupkan Malam Ramadan dengan Shalat Tarawih*

Jika shalat Tahajjud adalah cahaya yang menerangi malam-malam sepanjang tahun, maka shalat Tarawih adalah pelita khusus di bulan Ramadan.

Malam- malam di bulan suci ini tidak sama dengan malam lainnya. Ia penuh keberkahan, penuh rahmat, dan penuh peluang untuk meraih ampunan dari Allah. Rasulullah SAW. bersabda:
مَن قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang menegakkan shalat malam di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari no. 2008, Muslim no. 759)

Betapa banyak jiwa yang kembali bersih karena shalat Tarawih. Betapa banyak hati yang menemukan ketenangan karena setiap rakaatnya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Shalat Tarawih bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga sebuah bentuk ketundukan dan kesadaran bahwa Ramadan adalah waktu untuk memperbanyak ibadah, waktu untuk menata hati, dan waktu untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.

*Mengapa Harus Menjaga Shalat Malam?*

Seorang mukmin yang istiqamah dalam shalat malam akan merasakan perubahan besar dalam hidupnya. Ia akan lebih sabar dalam menghadapi ujian, lebih lapang dalam menerima ketetapan Allah, dan lebih ringan dalam melakukan kebaikan.

Shalat malam bukan hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjadi terapi bagi hati yang gundah, obat bagi jiwa yang resah, dan penawar bagi segala luka kehidupan.

Bahkan, dalam sejarah para ulama dan orang-orang saleh, shalat malam menjadi kunci keberhasilan mereka. Mereka yang menjaga shalat Tahajjud akan memiliki hati yang lebih jernih, pikiran yang lebih tajam, dan langkah yang lebih terarah. Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
أَنَّ صَلَاةَ اللَّيْلِ تُورِثُ الْمَحَبَّةَ وَتُقَرِّبُ الْعَبْدَ مِنْ رَبِّهِ وَتَجْعَلُهُ مِنْ الْمُخْتَارِينَ

“Shalat malam akan melahirkan cinta (kepada Allah), mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya, dan menjadikannya termasuk golongan orang-orang pilihan.”
(Kitab Madarijus Salikin, 1/462)

Maka, apakah kita masih ragu untuk menghidupkan malam dengan shalat? Apakah kita masih merasa berat untuk bangkit dari tidur sementara Allah membuka pintu ampunan dan kasih sayang-Nya?

*Mari Menjadi Hamba yang Dekat dengan Allah*

Wahai jiwa yang merindukan ketenangan, bangkitlah! Jangan biarkan malam-malam berlalu tanpa sujud yang panjang, tanpa doa yang penuh harap, dan tanpa linangan air mata yang membasahi pipi.

Dunia ini akan sirna, tetapi cahaya shalat malam akan tetap bersinar hingga hari perhitungan tiba.

Shalat Tahajjud dan Tarawih bukan sekadar amalan sunah, tetapi jalan menuju kebersamaan dengan Allah.

Di sanalah kebahagiaan sejati ditemukan, di sanalah kekuatan iman dipupuk, dan di sanalah hati yang lelah akan menemukan ketenangan yang sesungguhnya.

Maka, mari kita jadikan malam sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Mari kita sambut setiap sepertiga malam terakhir dengan rindu yang membuncah. Mari kita jadikan shalat malam sebagai bagian dari hidup kita, hingga kelak kita dipanggil dalam keadaan diridhai oleh-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa menjaga Qiyamullail, yang wajahnya berseri karena sujudnya, dan yang hatinya dipenuhi cahaya karena munajatnya.

Ya Allah, bimbinglah kami agar istiqamah dalam shalat malam, ampuni dosa-dosa kami, dan perkenankanlah kami untuk merasakan manisnya kedekatan dengan-Mu.

آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ🤲🙏*MK*

*SEMOGA BERMANFAAT*
*Al-Fakir Munawir Kamaluddin*

Facebook Comments Box