Ramson Siagian Prihatin Rendahnya Capaian Lifting Minyak Nasional yang Belum Terpenuhi Target APBN

JAKARTA – Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Ramson Siagian menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya capaian lifting minyak nasional yang belum memenuhi target APBN.
Ramson menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi K3S dalam meningkatkan produksi minyak seperti, kendala perizinan, pembebasan lahan, dan penyelesaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Ramson mencontohkan beberapa kasus di mana reservoir minyak yang telah dieksplorasi tidak dapat dimanfaatkan karena hambatan administratif, termasuk izin kawasan hutan dan pertanian.
“Kami meminta setiap K3S menyusun laporan rinci mengenai kendala di lapangan, sehingga SKK Migas dan Komisi XII dapat memberikan dukungan yang tepat,” kata Ramson pada wartawan, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Sebagai informasi, dalam rapat dengar pendapat dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), diketahui bahwa lifting minyak pada 2024 diperkirakan hanya mencapai 580.224 barel per hari, sementara estimasi untuk 2025 berada di angka 591.433 barel per hari. Kedua angka tersebut masih jauh dari target minimal 600.000 barel per hari.
Kemudian Ramson menekankan perlunya sinergi antara SKK Migas dan aparat keamanan untuk mencegah praktik illegal drilling yang turut menghambat optimalisasi lifting minyak. Ramson juga meminta percepatan proses AMDAL melalui koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup agar target lifting dapat ditingkatkan menjadi 610.000 hingga 620.000 barel per hari sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Peningkatan lifting ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM yang saat ini mencapai 1 juta barel per hari akibat konsumsi nasional sebesar 1,6 juta barel per hari,” tegas Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Ramson menambahkan bahwa langkah ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga mengurangi beban negara terhadap perdagangan BBM internasional. “Ketergantungan pada impor terlalu besar, dan ini menjadi masalah strategis yang harus segera diselesaikan”, pungkasnya.