Kader Ansor Ini Minta Kembalikan Ideologi Organisasi
JAKARTA, LintasParlemen.com – Di era modern menjadi tantangan tersendiri organisasi yang sudah lahir di zaman dahulu kala. Hal itu juga terjadi di oranisasi kepemudaan (OKP) dari badan otonom Nahlyin, PC GP Ansor Jakarta Timur.
Sebagai informasi saat ini sedang berlangsung Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) mulai Jumat-Ahad, 20-22 Mei 2016 yang di selenggarakan oleh PC GP Ansor Jakarta di Pesantren Al-Hamid, Jakarta Timur.
Pengurus PC GP Ansor Jakarta H. Anwar memberi otokritik bagi organisasi yang dicintainya. Dulu pemuda nahdlyin atau NU berbodong-bondong ikut Ansor dan Banser tapi kini sepi peminat. Kenapa?
“Doelue pemuda nahdlyin wajib dan berbondong-berbondong berorganisasi di Ansor dan Banser. Hari ini saya mendengar dengan mengelus dada kenapa Ansor & Banser saat mengadakan PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar) dan Diklatsar tak pernah mencapai 100 pemuda,” jelas Anwar seperti rilisi diterima LintasParlemen.com, Jakarta, Sabtu (21/05/2016).
Apalagi menurutnya, Jakarta Timur memiliki 10 kecamatan dan mayoritas penduduknya Islam ahlisunnah wal jamaaah. Namun, Ansor dan Banser tetap saja sepi alias kurang peminat.
“Padahal Jaktim ini ada 10 kecamatan dengan mayoritas ahlullsunnah waljamaah. Apakah kita tak sanggup mengklaim diri sebagai pemuda Ansor dan Banser,” krititisnya.
Ansor yang juga kader PMII ini mempertayakan pengaruh Ansor di masyarakat Jakarta Timur sudah merosot. Apakah kurangnya minat peserta PKD GP Ansor karena kepemimpinan organisasi Nahdlyin di Jakarta Timur itu tak memahami ideologi organisasi lagi?
“Entah kenapa simpatik Ansor Timur ini malah merosot? Mungkinkah ada kesalahan kepada kepemimpinan Ansor Timur saat ini? Di mana sekarang Ketua Ansor tidak memaknai ideologi yang sejati tapi ideologi narsis,” ujar Anwar.
“Teringat ucapan kiai : jangan takut lapar dan miskin bila ngurusin Ansor dan Banser,” tutupnya. (Awr)