Ini Pesan Politik Dimyati pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik se-Indonesia yang Berkongres di Banten
JAKARTA, LintasParlemen.com – Pergerakan mahasiswa akhir-akhir ini di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam mengontrol jalannya roda pemerintahan sebagai pihak oposan tidak terpola lagi dengan baik saat kaum muda itu melakukan aksi parlemen jalan.
Sebagai kaum intelektual muda yang berwawasan luas, khususnya mahasiswa jurusan ilmu politik, harus membantu pemerintah keluar dari permasalahannya dalam persaingan pasar bebas MEA di percaturan dunia globalisasi.
Hal itu disampaikan dalam pidato politik Sekjen DPP PPP Achmad Dimyati Natakusumah saat menghadiri pembukaan Kongres Himpunan Mahasiswa Politik se-Indonesia (Himapol) yang diikuti oleh 250 peserta mahasiswa dari seluruh kampus yang memiliki jurusan Ilmu Politik di tanah air.
Kegiatan Kongres Himapol se-Indonesia itu diselenggarakan di kampus Universtas Islam Negeri (UIN) untuk memilih pemimpin tertinggi bagi mahasiswa jurusan ilmu politik se-Indonesia itu.
Di hadapan para mahasiswa dan petinggi kampus UIN, Dimyati menyampaikan pesan moril pada generasi penerus bangsa itu untuk mengambil peran penting dalam mengontrol jalannya pemerintahan.
Sebagai informasi, Dimyati adalah Doktor serta Megister Ilmu Politik Universitas Indonesia. Selain itu, mantan Bupati Pandegkang, Bqnten dua periode ini juga jebolan Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran Bandung dengan predikat cumlaude.
Calon Gubernur Banten itu mengungkapkan, gerakan mahasiswa saat ini harus ditingkatkan dan konsisten agar memiliki sense of crisis dalam menyikapi penjarahan keuangan negara.
“Saat bangsa kita seperti ini, kita perlu lagi me-revitalisasi pergerakan mahasiswa untuk bisa memiliki sense of crisis dan renstra dalam menyikapi penjarahan keuangan negara,” ujar Dimyati dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan para hadirin di auditorium FISIP UIN Jakarta, Jumat (27/05/2016) lalu.
Dalam seminar nasional yang bertema “Arah Gerakan Mahasiswa dalam Konstalasi Politik Nasional di Usia 18 Tahun Reformasi” politisi kelahiran Tangerang itu meminta para mahasiswa melakukan assesment sebelum melaksanakan kegiatan akademisi dalam dan di luar kampus agar hasilnya lebih baik lagi buat bangsa Indonesia.
“Sebelum melakukan pergerakan secara akdemik mahasiswa harus melakukan assesmant terlebih dahulu dan apa output yang akan dicapai,” terang anggota Komisi I DPR itu.
Pada sesi tanya jawab, para mahasiswa jurusan ilmu politik yang mayoritas dari daerah itu, terlihat antusias mengajukan pertanyaan pada Dimyati seputar pergerakan kaum muda saat ini.
Ada juga yang menanyakan soal jalannya perintahan yang hingga saat ini belum terwujudnya konsep clean government atau good governance.
Di akhir acara tersebut, ada juga mahasiswa mempertanyakan sweeping yang kerap dilakukan oleh aparat keamanan tehadap pergerakan mahasiswa dan kaum muda di sejumlah daerah.
“Good Governance yaitu penyelenggara dari managemen pembangunan pemerintahan yang solid yang bisa dipertangjawabkan dalam prinsip efisiensi dengan menghindari tindak korupsi,” jawab dosen Pasca Sarjana Universitas Matlaul Anwar Banten ini.
“Terkait soal sweeping (aparat keamanan, red) itu sebuah tantangan mahasiswa dari zaman ke zaman. Aparat ditugaskan negara mengamankan negara, sedangkan para aktivis mahasiswa merasa terpanggil mengontrol jalannya pemerintahan jika keluar dari aturan yang ada. Hanya saja dan perlu diingat pada adik-adik mahasiswa saat menggelar aksi jalanan, tolong jangan anarkis. Karena perbuatan anarkis tak menyelesaikan masalah. Terakhir, semoga kongres ini berjalan lancar, kadang mahasiswa politik berkumpul menimbulkan ‘gesekan’,” sambung Wakil Ketua BURT ini. (Mahabbahtaein)