Promo Listrik PLN Belum Dilirik Kalangan Industri
Jakarta, LintasParlemen.com–PT PLN (Persero) menargetkan realisasi program promo Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) digunakan oleh 11 ribu pelanggan listrik di sektor Industri pada tahun 2018 mendatang. Namun sejak diluncurkan pada bulan November 2015 lalu, program promo PLN ini yang diharapkan bisa menarik minat industri ternyata belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun mengungkapkan, sejak diluncurkan program LWBP ini pada bulan November 2015 lalu, baru 226 pengguna listrik dari industri yang melakukan pendaftaran.
“Namun yang memanfaatkan sekitar 50 persen. Selebihnya masih proses pencatatan dulu terhadap industri terkait. Misal data 3 bulan terakhir pemakaian berapa-berapa, lau kemudian kita buatkan berita acaranya,” papar Benny di kantor PLN Pusat, Kamis (18/2/2015).
Benny menuturkan, program ini merupakan perwujudan dari Paket Ekonomi Jilid III pada Oktober tahun lalu, dengan harapan mendorong peningkatan konsumsi listrik baik golongan industri skala besar maupun industri skala sedang di periode beban lemah yaitu pukul 23.00-08.00 WIB.
“Jadi kita akan berikan diskon khusus kepada pelangggan industri, baik skala besar maupun industri skala sedang yang menggunakan listrik di jam tersebut. Diskon kami berikan terhadap beban tambahan dari pemakaian normal 3 bulan sebelumnya,” ujarnya.
Ia juga memaparkan, saat ini PLN berhasil meningkatkan pertumbuhan listrik untuk PLN holding pada bulan Januari 2016 hingga 7,54 persen jika dibanding dengan bulan yang sama di tahun lalu.
“Pertumbuhan di golongan industri besar mencapai 6,21 persen atau berhasil menjual sebesar 1.187.264.579 kWh dimana pada Januari 2015 hanya mencapai minus 0,28 persen. Jenis industri skala besar ini diantaranya adalah industri tekstil, ban, semen, baja, elektronik, serat sintetis dan kimia,” ujarnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya penjualan disektor industri besar karena tarif listrik golongan ini turun 4,1 persen dibandingkan Januari 2015. Pertumbuhan penjualan ini diikuti oleh sektor industri sedang yang juga mengalami penurunan tarif sebesar 6,5 persen di Januari 2016.
“Jadi ada pertumbuhan secara signifikan. Kenaikan di awal tahun ini diindikasikan terjadi karena mulai pulihnya pemakaian listrik dari industri skala besar,” ungkapnya. (Akt.)