NU Sesalkan Korupsi masih Terjadi di Bulan Ramadhon!
JAKARTA, Lintas Parlemen.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj angkat suara terkait perilaku korupsi yang masih terus terjadi di Indonesia.
Sa’id menyoroti moralitas praktek korupsi yang malah terjadi terutama di bulan Ramadan. Baru pada Selasa. Apalagi, terangnya, KPK telah menangkap seorang anggota DPR dari Komisi yang menerima duit suap dari pengusaha.
Menurut Said Aqil, perilaku korupsi tersebut lantaran para koruptor lupa akan ketakutan pada Tuhan. Seharusnya hal tersebut bisa diubah.
“Momentum bulan Ramadan adalah kita diberi pelajaran oleh Tuhan agar kita menjadi manusia yang ikhlas dan tulus. Begitu pula para pejabat atau siapapun lah tidak korupsi bukan takut kepada KPK, bukan takut kepada polisi, tapi tetap takut kepada Allah, takut kepada Tuhan,” papar Said Aqil di KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (30/6/2016).
“Itu pasti akan menimbulkan rasa, sense, kepekaan ketika melanggar hukum, takutnya kepada Tuhan,” imbuhnya.
Said Aqil juga mengatakan bahwa perilaku korupsi tidak hanya dilakukan oleh kelompok tertentu. Bahkan seorang hakim saja juga beberapa kali ditangkap KPK.
“Memang yang namanya tamak rakus itu, bukan hanya mengenai kelompok tertentu saja, kalau tidak betul-betul kepribadiannya kuat, tapi ujian uang setumpuk, semua tergiur,” ucap Said Aqil.
Said Aqil pun sependapat dengan adanya hukuman mati bagi para koruptor. Negara Indonesia memang telah mengatur hal itu bagi perilaku korupsi dalam keadaan tertentu.
“Yang korupsinya merugikan negara, hukumannya terserah hakim. Kalau membuat negara bangkrut, kolaps, hukum mati,” sebut Said Aqil. (Sumber: detik.com)