Buat Pemudik, Ikuti Pesan FS Ini Jika Ingin Selamat di Perjalanan!
JAKARTA, LintasParlemen.com – Wakil Ketua Baleg DPR RI Firman Soebagyo menyebutkan bahwa mudik itu merupakan kultur hampir terjadi di seluruh dunia seperti Eropa dan juga Amerika saat natalan. Kalau di Indonesia, momen pulang kampung iada saat puasa yang disebut Mudik.
Menurut Firman, saat ini makna dari mudik bergeser, di mana dulu pulang kampung sebagai ajang untuk saling bersilaturahmi. Malah saat ini banyak yang melakukan mudik sebagai ‘pamer kemampuan dan kesuksesan’ di rantau kepada keluarga di kampung.
“Kadang-kadang masyarakat yang melakukan mudik itu mereka unjuk kesuksesan mereka. Seperti naik motor dengan perjalanan panjang. Dan ada juga naik ojek. Ini sebuah kebanggaan tapi hal ini tak apa-apa dan wajar. Namun, mereka perlu mempertimbangkan resiko kecelakan selama di jalan,” ujar Firman saat dihubungi LintasParlemen, Jakarta, Jumat (01/06/2016).
Kendaraan pribadi baik sepeda motor, terang Firman, ataupun mobil kerap menjadi pilihan para pemudik untuk menghantar mereka hingga ke kampung halaman. Karena menggunakan kendaraan pribadi tentu para pemudik lebih fleksibel untuk menentukan waktu dan hari keberangkatan. Selain itu, kendaraan pribadi juga dapat dipakai untuk berjalan-jalan di kampong halaman.
“Yang perlu diingatkan pada masyarakat pemudik untuk berkehati-hatian kalau ada yang bawa kendaraan roda dua bahkan boncongan tiga hingga empat, berhati-hati dan tetap waspada dari kecelakaan. Tahun lalu, ada yang bawa bajaj yang di atas atap kendaraanya penuh. Itu tidak apa-apa jika ada yang ingin menunjukan keberhasilan pada keluarga di kampong sebagai ekspresi. Tapi ingat harus hati-hati di jalan,” jelasnya Sekjen Soksi ini.
“Untuk menunjukan keberhasilan di kampong, itu sah-sah saja, itu manusiawi. Namun saya ingatkan harus berhati-hati dan segala resiko bisa terjadi kapan saja. Sikap kehati-hatian yang perlu dari pada mencelakan diri sendiri,” ulangnya.
Sekretaris Dewan Pakar Golkar ini mengingatkan pemudik yang menggunakan perjalanan darat dengan waktu dan jarak tempuh yan cukup panjang memiliki resiko kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi.
“Jika berkendara dengan sangat berhati-hati tetap saja para pemudik tidak dapat menghindari faktor eksternal seperti buruknya kondisi jalan, cuaca, kurangnya penerangan dan rambu lalu lintas hingga pengemudi lain yang ugal-ugalan,” saran Ketum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) ini.
Ia meminta untuk tidak memaksakan diri ketika tubuh sudah lelah dan mengantuk. Posko mudik dan rest area sudah disediakan, sebaiknya beristirahat terlebih dahulu. Jika terpaksa pemudik juga dapat menepi di bahu jalan untuk tidur sejenak.
“Selanjutnya, pastikan kondisi kendaraan kita baik dalam kondisi prima dan jangan langgar rambu-rambu lalu lintas. Meski ingin cepat sampai di kota tujuan, kontrol kecepatan yang digunakan,” pungkasnya. (Mahabbbahtaein)