DPR Minta Hari Besar Islam Ditetapkan Permanen Seperti Kalender Masehi
BANDUNG, LintasParlemen.com – Lebaran 1435 Hijriyah di Tahun 2016 berjalan serentak. Agar itu terus berlangsung di tahun-tahun berikutnya Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid meminta agar kalender hijriyah yang di dalamnya terdapat hari-hari besar seperti awal Ramadhan, 1 Syawal, dan lainnya diharapkan ditetapkan permanen seperti kalender Masehi.
Menurut Sodik, penetapan tersebut hendaknya dilakukan sebelum tibanya hari-hari penting tersebut. Tidak seperti sekarang tiap lebaran terus dilakukan sidang isbat.
“Sidang itsbat digelar untuk menetapkan kalender Hijriyah yang akan berlaku puluhan tahun. Jadi sidang itsbat tidak digelar tahunan jelang tibanya hari-hari penting seperti selama ini,” kata Sodik saat dihubungi, Bandung, Senin (05/07/2016).
Politisi Gerindra tidak menampik bahwa untuk penetapan hari-hari penting tersebut perlu kehati-hatian. Apalagi, saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi cukup modern.
“Saat ini ditambah lagi banyaknya pakar Muslim yang sangat mumpuni dalam bidang astronomi serta menguatnya kemampuan lembaga-lembaga keastronomian di Indonesia,” terangnya.
“Umat Islam Indonesia saat ini sudah bisa menghitung secara akurat datangnya hari-hari raya Islam beberapa tahun sebelum jatuhnya hari penting tersebut,” sambungnya.
Dengan adanya tanggalan seperti itu, menteri agama tinggal mengumumkan di televisi. Hal itu menimbulkan banyak hikmah.
“Pertama, umat Islam Indonesia sudah punya jadwal kepastian dari awal tentang tibanya hari-hari raya penting itu. Kedua, menghemat energi, terutama energi psikologis ketika berbeda pendapat dalam sidang itsbat tiap tahun,” jelasnya.
Hal ketiga, umat Islam sesuai fitrahnya akomodatif yang terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), termasuk dalam bidang astronomi. Keempat, meminimalisir perbedaan pendapat jelang menghadapi hari raya penting.
“Meski dalam Islam itu perbedaan pendapat itu rahmat, tapi ketika berbeda pendapat menjelang hari-hari raya penting, hal itu dirasakan kurang nyaman dan kurang menguntungkan,” pungkasnya.