Mudik 2016 Jokowi Gagal Total, Pemerintah Auto Pilot dan Hentikan Video Adu Panco Presiden!
JAKARTA, LintasParlemen.com – Direktur Center Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyimpulkan setelah melihat, memantau dan memperhatikan sejumlah pemberitaan, termasuk juga keluhan dan informasi langsung dari para pemudik khususnya yang menuju di pulau Jawa. Di mana pemerintahan Jokowi gagal total dalam manajemen mudik tahun 2016 ini.
“Sudah semestinya pejabat yang bertanggungjawab dalam mudik 2016 ini mundur dari jabatannya karena terbukti secara nyata gagal total dalam mengorganisasi pemudik tahun 2016 ini,” kata Uchok pada LintasParlemen.com, Jakarta, Rabu (06/07/2016).
Belum menyebut korban kecelakan, ada 12 korban meninggal dunia karena macet berkepanjangan di Brebes, Jawa Tengah disebabkan penyakit bawaan. Ini menandakan bahwa mudik lebaran 2016 ini menjadi ‘Macet Horor’ lebih berbahaya dari apapun.
“Berpuluh-puluh jam rakyat mulai dari bayi, lansia dan masyarakat yang ingin mudik ke kampung halaman terjebak di kemacetan yang tak jelas kapan berakhir. Negara sama sekali tidak hadir di tengah kemacetan berpuluh-puluh jam itu,” tegas alumni Unija ini.
“Janji Jokowi di bawah kepemimpinannya, di mana negara akan hadir dalam persoalan rakyatnya, terbukti hanyalah pepesan kosong atau cerita kosong banget alias hanya cwrita dongeng belaka,” sambungnya.
Uchok menyebutkan, kerugian rakyat pada mudik kali ini tak terhitung lagi jumlahnya. Mulai BBM yang boros, bila diasumsikan mobili saja sebanyak 2.4 juta bisa menghabiskan alokasi anggaran untuk beli bensin sebesar Rp1.3 triliun untuk per hari dan juga uang transportasi yang membengkak.
Belum lagi, lanjut Uchok, kondisi kesehatan para pemudik yang terganggu semestinya menggugah pemerintah untuk hadir. Namun harapan itu sia-sia. Rakyat seperti tak punya pemerintah. Ini benar-benar pemerintahan AUTO PILOT, sebutnya.
“Mirisnya lagi, di tengah rakyat susah di jalan untuk mudik, putra Jokowi membagi video adu ponco dengan Jokowi. Ini tindakan yang tak patut, yang seolah mengejek rakyat yang bersusah payah untuk mudik ke kampung halaman,” ujarnya.
“Rakyat sudah jenuh dengan tontotan yang tak memiliki makna bagi rakyat. Tolong hentikan gymick-gymick palsu yang tak memberi arti apa-apa bagi rakyat itu. Jokowi mestinya sadar dan sensitif. Katanya merakyat, nasib rakyat yang berpuluh-puluh jam di jalan saja tak paham,” harapnya.
Alasan itu, CBA (Center For Budget Analysis) menyimpulkan alokasi anggaran dari APBN tahun 2016 dari Kementerian Perhubungan untuk kegiatan leberan dan lain lain sangat cukup besar dan mahal.
Sedangkan pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian disediakan alokasi anggaran sebesar Rp9.9 milyar, dan Rp100.1 milyar untuk subsidi angkutan kereta api.
“Kemudian, Ditjen Perhubungan Darat mengalokasi anggaran untuk lebaran dan lain lain sebesar Rp27.6 milyar. Alokasi anggaran ini besar, tapi pihak pemerintah benar benar gagal total untuk pelayaan rakyat untuk mudik,” tetangnya.
Atas kinerja buruk itu, ia meminta para pembantu Presiden untuk mengundurkan diri. Jika para pembantu Jokowi itu tetap kukuh memegang jabatannya sebaiknya Jokowi turun tangan memecat mereka.
“Dan Menteri perhubungan silahkan mengundurkan diri saja, dasar kamu tidak tahu malu. Orang mudik sudah tersiksa d jalan, rakyat malahan disuguhi Presiden Jokowi dan anaknya lagi aduh ponco. Di mana rasa empati dan tanggungjawab Jokowi sebagai presiden yang macet di mana-mana,” berangnya. (Mahabbahtaein)