‘Tolong Jangan Dikaitkan Kematian Ketua KPU dengan ‘Kecurangan’ Pilpres 2014 Lalu!’

 ‘Tolong Jangan Dikaitkan Kematian Ketua KPU dengan ‘Kecurangan’ Pilpres 2014 Lalu!’

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Sekjen Depinas Soksi) Firman Soebagyo Saat diwawancara TV Parlemen

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Sekretaris Dewan Pakar DPP Partai Golkar Firman Soebagyo tidak sependapat dengan isu yang beredar di media bahwa kematian Ketua KPU RI Husni Kamil Manik ada hubungannya dengan ‘kecurangan’ pemilu Presiden 2014 lalu.

Menurut Firman yang juga Wakil Ketua Baleg DPR RI ini, isu seperti itu sangat mangganggu ketenangan keluarga almarhum yang baru saja ditinggalkan orang dicintai. Apalagi isu atau ‘konspirasi negatif’ itu tidak memiliki bukti yang kuat.

“Saya nggak suka dengan pandangan seperti itu, kasihan keluarganya. Kita harus bisa merasakan perasaan keluarganya, kalau ditulis seperti itu hendaknya kalangan yang mengaku intelektual harus menjadi contoh yang baik dalam menyikapi belasungkawa ini, justru jangan menambah beban keluarga yang ditinggalkan,” jelas Firman saat dihubungi, Sabtu (09/07/2016).

“Adanya pandangan dan pendapat dari orang tertentu yang menulis tentang mengkaitkan meninggal dunianya Ketua KPU dikait-kaitkan dengan pemilu yang lalu. Saya menghimbau hendaknya sebagai umat muslim apalagi yang sedang merayakan hari raya Idhul Fitri ini jangan suudzon, kita harus bisa jaga perasaan keluarga yang ditinggkan dengan anak-anaknya yang masih kecil dan dihadapkan pada cobaan berat ini,” sambungnya menjelaskan.

Ia meminta pada pihak-pihak tertentu yang menyebar ‘fitnah’ itu untuk segera menghentikan upayanya itu. Karena urusan mati, hidup, jodoh, dan rezeki kepunyaan Alloh SWT.

“Kita sebagai umat muslim harus menyadari bahwa mati, hidup, jodoh jabatan, rezeki dan harta itu semuanya milik Alloh, dan semuanya itu hanya Alloh yang tahu tentang meninggal dunianya. Sahabat kita Hunsni Kamil Manik adalah sudah menjadi rencana Alloh, dan hanya Alloh yang tahu dan mungkin itu yang terbaik,” terangnya.

Seharusnya, lanjut Ketum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) ini, sebagai negara yang beragama sepatutnya mendoakan Almarhum agar diberi tempat yang terbaik dan jasa-jasa selama menjabat sebagai Ketua KPU RI dicatat sebagai amal jariyah.

“Sebaliknya marilah kita sebagai sahabat almarhum mendoakan supaya almarhum khusnul khotimah dan mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan menerima ujian ini. Amien ya Rabbal Alamien,” doa alumni UGM ini.

Firman juga berharap, agar kematian almarhum tidak dijadikan alat politik yang justru memperkeruh suasana politik dan keamanan dalam negeri. Apalagi bangsa ini banyak menghadapi tantangan berat akhir-akhir ini di berbagai sektor.

“Bagi sahabat-sahabat yang menulis di medsos (media sosial) janganlah semua dipolitisasi. Negara yang sedang dihadapi berbagai persoalan, kesulitan dan tantangan. Musibah di sana sini justru dikaitkan kematian orang di politisasi. Ini tidak patut,” ujarnya pengurus Kadin ini.

Oleh karena itu, Firman menyerukan kepada penggiat media sosial baik melalui Facebook, Twitter dan semacamnya untuk menyebarkan informasi yang lebih bermanfaat dan berkontribusi bagi bangsa ini.

“Lebih baik energi kita dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif untuk kemaslahatan rakyat dan kepentingan rakyat juga bangsa dan negara kita,” pungkasnya. (Mahabbahtaein)

Facebook Comments Box