DPR Mengutuk Serangan Aksi Terorisme di Perancis

 DPR Mengutuk Serangan Aksi Terorisme di Perancis

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengutuk keras atas serangan teror terhadap kerumunan massa yang sedang merayakan Bastille Day di Nice, wilayah Perancis Selatan pada 15 Juli dini hari kemarin.

Saat itu juga otoritas Prancis menetapkan masa berkabung nasional selama 3 hari setelah terjadi teror truk yang menewaskan 84 orang.

Bendera setengah tiang pun dikibarkan di Prancis selama masa berkabung itu sebagai tanda berduka mendalam atas meninggalnya 84 orang itu.

Sementara Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, seperti dilansir AFP, mengungkapkan pengibaran bendera setengah tiang akan dimulai sejak hari Jumat itu juga hingga tiga depan ke depan.

“Saya juga menyampaikan simpati serta duka cita mendalam kepada keluarga korban yang menurut laporan media internasional sudah lebih dari 80 korban tewas,” ujar Fadli seperti disampaikan kepada Lintasparlemen.com, Sabtu (16/07/2016).

Fadli mengapresiasi dan mendukung langkah cepat perwakilan Pemerintahan RI dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Indonesia, Konsulat Jenderal RI yang sudah memastikan bahwa tidak ada warga WNI yang menjadi korban pada kejadian di Prancis Selatan itu.

“Saya mendukung langkah Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam hal ini Konsulat Jenderal RI di Marseille yang membawahi wilayah Prancis Selatan untuk memastikan kondisi WNI yang tinggal di wilayah sekitar baik-baik saja,” terangnya.

Usai kejadiam, kelompok radikal ISIS telah mengklaim pihaknya yang bertanggung jawab atas serangan truk mematikan di kota Nice, Prancis yang menewaskan 84 orang iu.

“Saya juga menyampaikan harapan kepada Pemerintah Perancis agar dapat menangani kejadian serangan teror tersebut dengan cepat dan kondisi di Perancis dapat pulih kembali,” ujar politisi Gerindra ini.

Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan keadaan darurat di Prancis yang dijadwalkan akan berakhir di akhir bulam Juli ini dan akan diperpanjang selama tiga bulan lagi dan sekitar 10 ribu pasukan militer tambahan akan dipertahankan beroperasi pasca serangan di Nice.

“Kejadian serangan ini menegaskan bahwa serangan teroris sudah menjadi ancaman global. Peristiwa serupa dapat terjadi di negara manapun. Sehingga diperlukan peningkatan kerjasama antar seluruh pihak, terutama state actor untuk menangani ancaman serangan teror agar peristiwa serupa tidak terulang kembali,” jelas Ketua Umum HKTI ini. (Hamdis)

Facebook Comments Box