Loyalitas Partai Pengusung Ahok di Pilgub DKI Memakan ‘Tumbal Politik’
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Luar biasa magnet atau kata-kata apalagi yang bisa menggambarkan ‘kehebatan’ Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sehingga Partai Hanura DKI akhirnya memecat Mohamad Guntur sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hanura Jakarta Timur (Jaktim).
Padahal, Guntur begitu biasa disapa, adalah ‘pejuang’ Hanura pada pemilu tahun 2014 lalu, khususnya di Jakarta Timur yang mengantarkannya mendapatkan kursi di DPRD DKI.
Namun saat membenturkan kinerja luar biasa Guntur dengan kepentingan atau aspirasi masyarakat dengan Ahok sebagai calon gubernur DKI. Malah Guntur dihempaskan oleh partainya sendiri. Sampai segitunya Ahok sehingga kader terbaik dipecat?
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hanura DKI M Ongen Sangaji bahwa tujuannya memecat Guntur untuk menstabilkan kondisi partai jelang Pilgub DKI 2017 dan Pemilu 2019. Apa untuk menstabilkan internal partai atau mengindahkan aspirasi arus bawah di internal Hanura? Entahlah!
Ongen pun dengan mantap mengaku bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat pemecatan untuk anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu. Guntur dinilai salah langkah. Dan langkah tegas ini diambil lantaran yang bersangkutan tidak patuh dengan perintah partai.
“Dan pemecatan ini sudah bersifat final dan tidak akan berubah. DPD Hanura DKI akan segera memprosesnya (pemecatan Guntur, red),” kata Ongen di Jakarta, Sabtu (10/09/2016) kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya Guntur berharap DPD DKI dan DPP Partai Hanura mendengarkan aspirasi kader di akar rumput, dengan tak mencalonkan Ahok di Pilgub DKI. Dan penolakan kader akar rumput pada pencalonan Ahok terjadi di sejumlah kepengurusan Hanura di wilayah DKI Jakarta.
“Seharusnya DPD dan DPP Partai Hanura memahami, kalau di bawah tidak menginginkan mendukung Ahok. Jangan memaksakan lah. Bukan hanya di Jakarta Timur, tapi juga Jakarta Barat, Utara, dan Pusat,” ungkap Guntur yang juga anggota Komisi D DPRD DKI ini.
Alasan Ongen yang Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI ini bahwa Guntur dipecat karena tidak tidak menunjukan diri sebagai kader yang loyal terhadap keputusan partai. Guntur dinilai sering membuat gaduh atas keputusan partai, di antaranya terkait dukungan terhadap Ahok.
“Dia tidak benar dan hanya buat gaduh. Kalau gaduh terus kapan partai kerja. Tidak lama lagi keluar (pengurus lainnya, red). Nama-nama masih dibahas. Nanti, kami sampaikan,” terangnya.
Ongen juga menegaskan, setelah proses pemecatan tingkat DPD rampung, pihaknya langsung melakukan pencabutan kartu tanda anggota (KTA) Hanura Mohamad Guntur sebagai kader Hanura.
“Ini keputusan final partai. Siapa pun orangnya, yang tak sejalan dengan partai akan ada tindakan tegas. Pahami itu. Dan Kami sudah beri peringatan terhadap Guntur, tapi dia tidak mendengarkannya,” pungkasnya. (HMS)
Ongen Sangaji bahwa tujuannya memecat Guntur untuk menstabilkan kondisi partai jelang Pilgub DKI 2017 dan Pemilu 2019. Apa untuk menstabilkan internal partai atau mengindahkan aspirasi arus bawah di internal Hanura? Entahlah!
Ogen pun dengan mantap mengaku bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat pemecatan untuk anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu. Guntur dinilai salah langkah. Dan langkah tegas ini diambil lantaran yang bersangkutan tidak patuh dengan perintah partai.
“Dan pemecatan ini sudah bersifat final dan tidak akan berubah. DPD Hanura DKI akan segera memprosesnya (pemecatan Guntur, red),” kata Ogen pada wartawan di Jakarta, Sabtu (10/09/2016) kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya Guntur berharap DPD DKI dan DPP Partai Hanura mendengarkan aspirasi kader di akar rumput, dengan tak mencalonkan Ahok di Pilgub DKI. Dan penolakan kader akar rumput pada pencalonan Ahok terjadi di sejumlah kepengurusan Hanura di wilayah DKI Jakarta.
“Seharusnya DPD dan DPP Partai Hanura memahami, kalau di bawah tidak menginginkan mendukung Ahok. Jangan memaksakan lah. Bukan hanya di Jakarta Timur, tapi juga Jakarta Barat, Utara, dan Pusat,” ungkap Guntur yang juga anggota Komisi D DPRD DKI ini.
Alasan Ogen yang Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI ini bahwa Guntur dipecat karena tidak tidak menunjukan diri sebagai kader yang loyal terhadap keputusan partai. Guntur dinilai sering membuat gaduh atas keputusan partai, di antaranya terkait dukungan terhadap Ahok.
“Dia tidak benar dan hanya buat gaduh. Kalau gaduh terus kapan partai kerja. Tidak lama lagi keluar (penngurus lainnya, red). Nama-nama masih dibahas. Nanti, kami sampaikan,” terangnya.
Ongen juga menegaskan, setelah proses pemecatan tingkat DPD rampung, pihaknya langsung melakukan pencabutan kartu tanda anggota (KTA) Hanura Mohamad Guntur sebagai kader Hanura.
“Ini keputusan final partai. Siapa pun orangnya, yang tak sejalan dengan partai akan ada tindakan tegas. Pahami itu. Dan Kami sudah beri peringatan terhadap Guntur, tapi dia tidak mendengarkannya,” pungkasnya. (HMS)