Amalan Ini lebih Mulia dari Pahala Haji yang Ditolak karena Hasil Korupsi
ARAFAH, Lintasparlemen.com, Betapa bahagianya dan berbungahnya hati seorang Muslim yang berkesempatan menunaikan haji di Tanah Suci. Namun, menunaikan ibadah haji adalah nasib yang tidak diberi kesempatan oleh semua umat muslim.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Maman Imanulhaq menanggapi kesempatan naik haji di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi.
Menurut Maman yang juga Kiai Muda NU ini, dalam berhaji paling tidak diperlukan ongkos yang cukup, kesehatan yang terjaga, dan negara calon jamaah haji itu tentu aman.
Jadi pertanyaan umat Islam selama ini. Jika dirinya tidak berkesempatan haji, apa bisa disebut sempurna iman seorang Muslim yang sepanjang usianya tak kesampaian bertamu ke Baitullah, Arab Saudi di sana?
“Tidak ada kerugian bagi umat Islam yang tidak sempat bertamu ke rumah Allah itu. Karena yang terpenting sebagai syarat, kesucian hati tetap terjaga, memiliki akhlak yang santun, dan selalu berbuat baik kepada sesama manusia. Itu lebih utama,” kata Maman pada Lintasparlemen.com, Senin (12/09/2016) kemarin.
“Kita mengutip ucapan seorang sufi sejati, Maulana Jalaluddin Ar-Rumi, banyak orang yang berbondong-bondong bertamu ke rumah Allah, tetapi Allah tidak menerimanya. Tetapi banyak orang yang tidak sanggup menunaikannya, tapi Alloh justru bertamu ke rumah itu. Ini sebuah kemuliaan dan keberkahan,” tambahnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka, Jawa Barat ini berkata, menunaikan ibadah haji tidak selalu diterima Alloh. Alasannya, bisa lantaran ongkos yang pakai dalam berhaji tidak bersumber dari jalan yang halal, atau niat yang tidak sesuai dengan koridor ibadah. Ini perusak amalan ibadah haji.
“Malah seorang manusia rumahnya bisa dikunjungi rahmat Tuhan, ketika dia bertawakal, di kala dia selalu berbuat baik kepada sesama. Karena tidak ada ibadah yang diterima Penguasa Langit, jika ia melupakan ibadah sosial kepada sesama makhluk di bumi,” jelasnya.
Meski demikian, Anggota Komisi VIII DPR ini mengingatkan, bahwa keinginan untuk menunaikan ibadah haji di benak kaum muslimun tak boleh pupus. Keinginan naik haji harus terus dijaga dan disempurnakan melalui ikhtiar dan doa yang dilakukan.
“Kita tetap terus berusaha menjalankan ibadah haji di Tanah Suci. Kita tak boleh putus asa dan pupus harapan berniat menjalankan inadah haji di sana, kita harus berdoa dan ikhtiar,” pungkasnya. (HMS)