Ruhut-Hayono Dukung Ahok, Amir Syamsudin: Tidak Perlu Menembak Nyamuk dengan Meriam

 Ruhut-Hayono Dukung Ahok, Amir Syamsudin: Tidak Perlu Menembak Nyamuk dengan Meriam

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Dalam dunia politik berbeda dukungan dengan intruksi atau kebijakan partai adalah hal yang biasa. Yang menjadi persoalan kemudian jika perbedaan pilihan itu terjadi dalam Pilpres, Pilkada atau Pileg dibawa ke ranah publik seolah keputusan partai ‘tidak tepat’ dan mendukung kandidat lainnya.

Hal itu yang dialami politisi Partai Demokrat (PD) Hayono Isman dan Ruhut Sitompul melawan garis keputusan partai, alias Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyo alias SBY.

Hayono dan Ruhut keduanya malah mendukung Ahok-Djarot. Padahal seperti di PD mengusung Agus Harimurti-Sylviana Murni di Pilgub yang digelar 15 Februari 2017 mendatang.

Menanggapi keputusan kedua kadernya itu, Sekretaris Majelis Tinggi PD, Amir Syamsuddin angkat suara bahwa partainya tidak terlalu penting dalam mengurusi kedua kadernya itu.

Malah Amir menyebutkan bahwa sangat berlebihan jika DPP melayani gangguan kecil itu secara berlebihan. Ia lebih ingin fokus memenangkan Agus-Sylviana sebagai gubernur dan wakil gubernur 2017-2022.

“Untuk dipahami dan diketahui, pada waktu tepat yang strategis untuk memperjuangkan keberhasilan kontestasi demokrasi dalam pemilihan Gubernur DKI seperti saat sekarang ini. Terlalu berlebihan dan tak terlalu penting manakala kami harus melayani gangguan kecil dari satu-dua kader yang ingin mencari perhatian,” kata Amir pada Lintasparlemen.com, Jakarta, Sabtu (24/09/2016).

Malah dengan tenang, Amir mengibaratkan menembak nyamuk tak perlu dengan meriam dan pada akhirnya kedua kader PD itu diberi sanksi oleh Komisi Pengawas DPP DP.

“Tidak perlu menembak nyamuk dengan meriam. Dan pada Saatnya nanti Komisi Pengawas partai akan bekerja,” terangnya.

Seperti diberitakan, Hayono Isman angkat suara dengan pilihan politiknya yang berseberangan dengan keputusan partainya. Ia bersama Ruhut lebih mendukung pasangan Ahok-Djarot. Hayono menyebut pilihannya itu berdasarkan penilaian atas kinerja Ahok.

Menurut mantan Menteri Pemuda Olahraga ini, Ahok telah bekerja dengan memberikan pelayanan baik dan dianggap berpeluang memberantas korupsi di ibu kota. Tidak hanya itu, Ahok dianggap sangat menghargai birokrasi di Jakarta. (HMS)

Facebook Comments Box