Ini Gagasan Besar Anies Baswedan untuk Jakarta
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan punya gagasan untuk mengedukasi warga dengan sejarah Jakarta. Hal itu dapat ditunjukkan dengan menerapkan pembangunan yang didasarkan pada sejarah yang ada di Jakarta.
“Masyarakat Jakarta punya sejarah, bahwa ada kesan, membangun di Jakarta seperti di tanah kosong. Kita harus tunjukkan di tanah ini punya cerita lama,” kata Anies di Masjid Sunda Kelapa, Jl. Taman Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (01/10/2016) seperti dikutip dari detik.com.
Mantan Mendikbud itu mengatakan, Jakarta bukanlah kota yang dibangun kemarin sore. Di Jakarta sudah muncul beragam kegiatan yang dimulai sejak ratusan tahun lalu. Namun, tanda-tanda sejarah itu seolah hilang dalam pandangannya.
Padahal, tanda sejarah itu sebetulnya memberikan ruh atas kesadaran budaya bagi masyarakat Jakarta.
“Kalau kita lihat sejarah, kita berhenti di jaman Belanda. Itu bukan sesuatu yang terlihat tapi memberi ruh bagi masyarakat di sini. Ini yang ingin saya kembalikan,” ujar Anies.
Anies menyebut, pembangunan berdasarkan sejarah bukan program utama, tapi dapat menyadarkan semua masyarakat bahwa Jakarta punya sejarah panjang.
Hal sama sudah ditunjukkan di banyak kota lain di dunia, yang sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. Anies mencontohkan jalur Cililitan hingga Senen yang dulunya merupakan salah satu poros ekonomi tertua di Indonesia.
“Jadi begini, Cililitan, Jatinegara, Kampung Melayu, Matraman, Salemba, Senen itu dulu poros ekonomi tertua di Indonesia. Tapi sekarang tidak kelihatan tanda-tandanya,” kata Anies.
“Coba lihat, New York, Wall Street kelihatan dari tahun berapa-berapanya. Saya ingin nanti diberikan tanda-tandanya, dibangun beberapa tempat, tidak semua. Jadi memberikan gambaran tempat itu seperti apa. Dan itu langsung jadi tempat atraksi wisata, Jakarta abad ke-17. Jadi itu contoh,” papar Anies.
Anies yang erat dengan dunia humaniora ini pun mengungkit soal eksistensi museum di Jakarta. Jakarta memiliki 142 museum, namun dia belum melihat upaya maksimal pemerintah dalam mengembangkan museum.
Padahal, menurutnya hal itu dapat menjadi kebanggaan warga Jakarta. Sekaligus juga dapat membangun karakter masyarakat yang unggul karena sadar akan budaya.
“Membangun material (fisik) penting, tapi membangun jiwa, peradaban dan pemahaman tentang kemanuasiaan itu penting. Jadi membangun Jakarta yang manusiawi bukan cuma membangun pemimpinnya. Tapi membangun manusia yang hidup di Jakarta. Sehingga memiliki karakter-karakter yang unggul karena peradabannya diberi tempat,” ujar inisiator Indonesia Mengajar itu. (sumber detik.com)