Menistakan Agama, Ahok Terancam Diskualifikasi jadi Cagub DKI!
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Meski akhirnya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui kesalahannya telah melakukan penistaan agama Islam dan sudah meminta maaf atas ucapannya itu.
Namun proses hukum itu tetap berjalan, dan hal itu membuat menjadi batu sandung buat Ahok pada Pilkada DKI Jakarta yang digelar 15 Februari 2017 mendatang itu. Dari permasalahan itu, bisa saja batal atau diskualifikasi melaju sebagai calon gubernur jika terbukti di pengadilan melakukan penistaan agama.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Politik Universitas Padjajaran Idil Akbar. Menurut Idil, Ahok terancam gugur atau diskualifikasi dari pencalonan di Pilkada DKI Jakarta 2017 jika calon gubernur petahana itu terbukti melakukan penistaan agama.
“Permasalahannya begini, jika Ahok terbukti melakukan penistaan agama maka dia akan gugur dipencalonan. Sebab penistaan agama kan sudah termasuk delik aduan yang punya sanksi pidana,” ujar Idil seperti dikutip fajar.co.id, Senin (10/10/2016) kemarin.
Selain itu, permintaan maaf Ahok pada kaum muslimin di Indonesia tidak memberi pengaru positif signifikan untuk mempengaruhi pandangan pemilih muslim pada Ahok.
“Dan permintaan maafnya, menurut saya tidak akan cukup memberi pengaruh positif kepada Ahok. Meski muslim memaafkan namun penistaan agama tetap dituntut untuk terus dilanjutkan kasusnya,” terangnya.
Bukan itu saja, atas blunder yang dilakukan Ahok itu memakan korban. Seperti diwartakan sebelumnya, banyak kader Golkar, termasuk di akar rumput yang putar haluan tidak mendukung Ahok-Djarot karena alasan Ahok telah menistakan agama Islam.
Di antaranya yang geram dengan sikap Ahok itu, tokoh Poros Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dan bahkan Doli mendesak partainya itu menarik dukungan terhadap Ahok-Djarot. Kemudian ada kader Golkar yang kemudian mendukung pasangan Agus-Sylvi, yakni Sirajudin Abdul Wahab.
Terakhir kemarin (Senin, 10/10/2016), salah satu pengurus DPP Partai Golkar yang menjabat di Departemen Bidang Energi dan Energi Terbarukan, yakni Dedy Arianto juga memilih mundur dari kepengurusan Partai Golkar karena tak ingin dukung Ahok-Djarot yang tidak seiman dengannya. (HMS)