‘Peran Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi MEA’

 ‘Peran Pendidikan Vokasi dalam Menghadapi MEA’

Oleh : Ir. HM. Ridwan Hisjam, Anggota Komisi X DPR RI

Orasi Ilmiah dalam Rangka Wisuda ke- 6 Politeknik Kota Malang

Yth. Bapak Walikota Malang,
Bapak-bapak Anggota Muspida Pemerintah Daerah Kota Malang
Bapak Direktur Politeknik Malang
Bapak-bapak dan Ibu-Ibu Pimpinan serta Anggota Senat Akademik
Politeknik Kota Malang
Seluruh Anggota Sivitas Akademika Politkenik Kota Malang

Hadirin dan para undangan yang berbahagia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam sejahtera bagi kita semua.

Terlebih dahulu, marilah kita bersama-sama memanjatkan segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini, dalam suasana bahagia dan khidmat, untuk bersama-sama mengikuti Wisuda ke-
6 Politeknik Malang, Jawa Timur.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan saya menyampaikan samudera terima kasih kepada Direktur Politeknik Kota Malang dan seluruh sivitas akademikanya atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan orasi ilmiah pada peristiwa yang bersejarah ini.

Orasi singkat ini saya beri judul: “Peran Pendidikan Vokasi Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”

Inti permasalahannya terletak bagaimana lembaga pendidikan vokasi dan alumninya berperan dalam persaingan MEA.

Hadirin yang berbahagia,

Mengawali orasi ini saya ingin mengemukakan terlebih dahulu fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dalam pasal tersebut, disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional tujuan pendidikan nasional antara lain agar peserta didik menjadi manusia
yang berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Kalimat inilah saya kira yang memiliki pesan dan mandat perlunya pendidikan vokasi.

Sebelum mengurai lebih jauh, perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan vokasi. Dalam Penjelasan pasal 15 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa Pendidikan Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.

Secara umum, pendidikan tinggi di Indonesia dibagi menjadi 2 kelompok besar : Pertama, Kelompok pendidikan akademik yang dalam
proses pendidikan dan pengajarannya memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan bagi para lulusannya. Kedua, Kelompok
pendidikan vokasi lebih menitikberatkan pengajaran dan proses pendidikannya pada persiapan lulusan agar dapat mengaplikasikan
keahliannya.

Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan Pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi. Sedangkan Politeknik merupakan
Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, artinya lebih pada penyiapan alumni untuk langsung menerapkan keahliannya.

Hadirin yang berbahagia,

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community
merupakan Integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN yang tujuannya untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota di dalamnya.

MEA memfokuskan pada negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebagai sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi, sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E- Commerce.

Selain itu itu, MEA akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). MEA juga akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global.

Setelah memahami MEA dan fokusnya, maka saya akan coba melihat terkait peluang dan tantangan yang saya khususkan pada sektor ketenagakerjaan.

Dengan adanya MEA kesempatan kerja yang luas dengan berbagai kebutuhan dan keahlian yang beraneka ragam, serta akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. Selain kesempatan, tentu saja ada tantangan.

Tantangan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan dan produktivitas Indonesia yang masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN (Republika Online,2013).

Hadirin yang berbahagia,

Setelah kita memahami peluang dan tantangan adanya MEA terhadap sektor ketenagakerjaan, maka bagaimana posisi dan peran pendidikan vokasi, khususnya politeknik. Hal yang harus dilakukan untuk menjawab peluang dan tantangan MEA yaitu terkait peningkatan Kualitas SDM Indonesia oleh Perguruan Tinggi, khususnya politeknik.

Selain itu hal strategis yang perlu dilakukan adalah; pertama, Sosialisasi terus menerus mengenai apa itu MEA, peluang dan ancaman dari MEA itu sendiri.

Kedua, memperbanyak pendidikan vokasi profesi dan kompetensi sehingga menghasilkan tenaga kerja yang lebih siap untuk dunia kerja dan bisa menjawab gap rendahnya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi.

Dalam konteks ini, politeknik kota Malang harus melakukan pembinaan kepada pendidikan vokasi yang ada di bawah politekni yaitu SMK dan akademi komunitas. Ketiga, memperbaiki kurikulum, system, fasilitas dan tenaga pendidikan sehingga semuanya bisa saling mendukung dan adaptif dengan kondisi agar bisa memproteksi ancaman masuknya tenaga kerjaluar yang lebih potensial dan berkualitas serta mengisi pasar ekonomi/industry yang terbuka luas.

Selain itu, politeknik kota Malang tetap harus melakukan pembangunan karakter mahasiswa sehingga tidak hanya menghasilkan pencari kerja tetapi juga wiraswasta baru.

Berdasarkan survei World Bank tahun 2008, jumlah pengusaha di Indonesia 1,56%, kalah dengan Malaysia 4%, Thailand 4,1%, Singapura 7,2%. Padahal menurut David McClelland, untuk bisa menjadi negara yang maju, butuh sedikitnya 2% pengusaha dari keseluruhan jumlah penduduk.

Penelitian program tracer study Universitas Indonesia (UI) tahun 2013 menyebutkan hanya tiga persen lulusan sarjana yang menjadi
wirausahawan.

BPS mencatat, jumlah wirausahawan per Februari 2013 sejumlah 42,55 juta orang, lebih rendah dibandingkan Februari tahun 2012 yang mencapai 43,84 juta orang. Data BPS juga menunjukkan jumlah buruh/karyawan kurun waktu tahun 2011-2013 mengalami peningkatan. Periode Februari 2013, jumlahnya telah mencapai 41,56 juta orang.

Padahal pada Februari 2012 tercatat 38,13 juta orang, sedangkan pada Februari 2011 sebanyak 34,51 juta orang. Bagaimana Politeknik Kota Malang melihat ini?

Bapak direktur dan jajarannya yang dapat menjawab hal ini. Politeknik Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, Politeknik kota Malang juga dapat menjadi penghubung bagi mahasiswa atau mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja ataupun dunia usaha yang nyata.

Oleh karenanya, Politeknik Kota Malang dapat membentuk pusat pengembanagn karir dan memaksimalkan fungsi pusat tersebut dengan upaya antara lain memperkuat komunikasi antara Politeknik Kota Malang dengan dunia kerja dan dunia usaha, sehingga bisa menjembatani komunikasi antara pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.

Tentu saja saja dengan tetap memperhatikan kompetensi yang harus dimilikinya.

Hadirin yang berbahagia,

Di akhir orasi ini saya ingin menyampaikan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat, pengetahuan dan gelar sarjana saja tidak cukup. Pengetahuan dan gelar sarjana harus diiringi dengan kemampuan dan kompetensi. MEA merupakan peluang sekaligus tantangan.

Oleh karena itu, segera berbenah diri untuk melihat peluang dan tantagan tersebut. Politeknik Kota Malang harus menjadi oase bagi masa depan mahasiswa dan alumninya, serta harus menjadi taman yang indah bagai
perusahaan-perusahaan atau lembaga apapun yang mencari para pekerja terdidik, terlatih dan profesional.

Terima kasih,

Billahitaufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Facebook Comments Box