Pemuda dan Masa Depannya

 Pemuda dan Masa Depannya

Oleh: Kang Mizan

Hai.. pemuda bangkitlah, ditanganmu cita-cita bangsa diserahkan, di hatimu moralitas bangsa dipertaruhkan, di kakimu pembangunan digantungan.

Jangan hanya diam, apalagi berpangku tangan, bangkit dan melawan penindasan demi ibu pertiwi dan masa depan.

(Kang Mizan)

Idealisme adalah Kemewahan terahir yang hanya dimiliki oleh pemuda (Tan Malaka) sebagaimana yang disebutnya memiliki arti yang begitu mendalam, pemuda sebagai salah satu komponen bangsa yang memiliki kekuatan besar dalam hal idealisme.

Dan tentunya idealisme untuk membangun dan memajukan bangsanya. Bayangkan bagaimana idealisme seoarang pemuda mampu merubah roda sejarah bangsa indonesia melalui beberapa peristiwa seperti, Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan republik indonesia, dan gerakan reformasi 98.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemuda mampu menjadi ujung tombak sebuah perubahan bangsa. (Baca: George Zinsky Pietro, Idealisme Pemuda dalam berpolitik: antara harapan dan kenyataan, Qureta).

Jika kita back to historial sumpah pemuda, sumpah pemuda merupakan suatu pengakuan pemuda indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.

Pada saat itu pula pemuda indonesia barsatu padu dalam berbicara tentang persatuan dan kesatuan. Menggelorakan kemerdekaan bangsa indonesia dari tangan kolonial penjajah. Menyatukan tekad untuk berjuang demi menjadi bangsa yang merdeka.

Hingga tertuang dalam ikrar sumpah pemuda “ kami putra putri indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah air indonesia, kami putra putri Indonesia berbangsa satu bangsa indonesia, kami putra putri indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia”. (Baca: Teks Sumpah Pemuda).

Hadirnya teknologi dan informasi di zaman globalisasi ini memang begitu berdampak besar pada pemuda, namun justru hal negatiflah yang banyak dihirup oleh para pemuda saat ini.

Hingga dampaknya menyerang pada moralitas pemuda indonesia, kita bisa lihat di sosial media, tidak sedikit kita jumpai pemuda yang tidak memiliki moral.

Dengan rusaknya moralitas pemuda , maka secara perlahan akan mengancam tatanan bangsa. Padahal harapan satu-satunya orang-orang tua adalah kita (pemuda) untuk bisa menjaga dan memajukan bangsa ini. Apa yang terjadi jika pemuda saat ini masih terperosok pada moralitasnya, apakah harapan orang-orang tua kita bisa dipikul dipundak kita (pemuda).

Jika era dahulu musuh pemuda nyata secara fisik, namun sekarang musuh pemuda abstrak tidak kasap mata, itu yang disebut dengan pragmatisme. Pragmatisme sudah menjadi musuh pemuda saat ini.

Herannya, tidak bisa kita pungkiri tidak sedikit para pemuda yang terjebak pada lingkaran pragmatisme. Sampai pada ahirnya para pemuda hidup dengan sikap, apatis dan tidak peka atau peduli terhadap lingkungannya sendiri serta mementingkan dirinya sendiri.

Perlu di garis bawahi bahwa tantangan pemuda saat ini bukan lagi penjajah kolonial, namun lebih kepada pragmatisme dan hedonisme yang menjarah mindset pemikiran para pemuda. Sebenarnya hal ini berawal dari para pejabat eksekutif dan legislatif.

Mereka (elit politik) terjebak pada kedangkallan berfikir, semua dianggap instan. Tanpa kita sadari prilaku ini berimbas pada kita (pemuda). Tidak sedikit mereka yang berjuang demi kepentingan mereka pribadi, salah satu untuk menjadi ketua daerah, ketua parpol dan bahkan untuk menggalang massa agar duduk dibangku dewan nantinya.

Tranformasi diri inilah yang nantinya akan menanamkan sikap yang pragmatis, hedonism dan menjadi elit yang korup. Maka tidak heran era sekarang banyak hadir aktifis-aktifis muda yang ikut mewarnai aksi demokrasi diberbagai daerah dengan mengatas namakan rakyat. (Baca: Dinamika Politik Pragmatisme Pemuda)

Sebenarnya tidak ada persoalan dengan hadirnya mereka (para pemuda) di ranah demokrasi atau masuknya mereka kedalam lingkaran kekuasaan. Tetapi apakah dengan masuknya mereka tetap komitment dengan suara-suara rakyat yang termarjialkan? Atau malah mereka (pemuda) malah terkontaminasi dengan lingkaran kekuasaan sehingga melupakan misi utamanya yakni membela rakyat.

Pertanyaan ini yang seharusnya menjadi catatan kita bersama sebagai pemuda. Sebab pemuda kini sudah sepi dengan suara-suaran aktifis yang lantang membela kaum tertindas. Maka pemuda harus mengedepankan politik bermoral, demi masa depan bangsa indonesia kearah perubahan yang lebih baik.

Pemuda harus bangkit, karena kita punya proyek besar yaitu agenda pembangunan dan melawan KKN.

Masa depan kini menanti kiprah pemuda dalam membangun bangsa dan negaranya. Langkah pemuda merupakan gerakan civil society, hal ini akan menempatkan pemuda pada posisi agent of change (agen perubahan). Semangat inilah yang semestinya dijaga oleh pemuda tidak boleh luntur dalam diri karena sikap dan apatisme pemuda.

Oleh sebab itu pemuda sangat berpeluang untuk mengisi pembanguan bangsanya. Melawan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang hingga kini menjadi budaya di negeri indonesia.
Oleh karena itulah, mari kita sebagai pemuda mengokohkan konsistensi diri, bahwa pemuda adalah generasi bangsa ini.

Diharapkan pemuda menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa, dengan semangat sumpah pemuda kita (pemuda) satukan tekad bersama membangun bangsa ini kearah yang lebih baik. Menyiapkan diri dengan menanamkan idealisme kedalam diri pemuda untuk kemajuan hari esok dan masa yang akan datang.

Kang Mizan, dengan nama lengkap Mizan Musthofa, pegiat komunitas menulis rumah ijo RRI (republik rumah Ijo) pekanbaru. Selain itu juga aktif dibeberapa kajian diskusi akar rumput. Penulis cerpen Setengah Gelas Kopi dan puisi anak kegelapan.

Facebook Comments Box