Golkar Panas Lagi, Muladi Nilai Surat Novanto Tegur ARB Tidak Bijak!
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Setelah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengirimkan surat ‘teguran keras’ untuk Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Golkar Aburizal Bakrie (ARB) saat memberikan pernyataan pers terkait demo 4 November 2016 lalu.
Kini politikus Senior Partai Golkar Muladi angkat suara terkait surat itu. Menurut Muladi, keputusan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) yang melayangkan surat untuk menegur Ketua Dewan Pembina partai Golkar ARB tidak layak alias tidak bijak.
Muladi menilai, sebaiknya Novanto tidak melakukan hal itu, apalagi sampai langsung melayangkan surat teguran itu. Padahal, Novanto bisa saja melakukan pendekatan yang lebih baiik, di antaranya dengan cara informatif terlebih dahulu dengan ARB.
“Menurut saya, itu tak bagus. Jadi, (surat teguran buat ARB) itu tidak terlalu perlu untuk memakai surat-surat resmi dulu,” kata Muladi saat ditanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Mantan Menteri Hukum dan HAM di era Presiden ke-3 BJ Habibie ini mengingatkan bahwa kepemimpinan Partai Golkar saat ini harus berhati-hati mengambil kebijakan. Karena, lanjutnya, mengingat kondisi internal Golkar pasca musyawarah luar biasa di Bali belum sepenuhnya kondusif.
“Ya, (berhati-hati mengambil sikap, red) karena Golkar masih menyisakan abu-abu yang panas, masih ada (nada-nada konflik itu, red). Masih panas. Sehingga perlu sikap bijaksana ,” ujar Muladi mengingatkna.
Meski demikian, Muladi mengungkapkan bahwa surat teguran yang dilayangkan oleh Novanto itu tidak sepenuhnya salah. Apalagi mantan Ketua DPR RI itu ada keinginan kuat untuk menegakan aturan partai agar tetap disinplin.
“Hanya saja, kan bagus kalau diambil langkah-langkah yang nonformal lebih dulu sebelum melayangkan surat tersebut,” ujarnya.
Bagiaimana jika langkah informal itu tidak berhasil dilakukan oleh Novanto? Mantan Ketua Mahkamah Partai Golkar ini menyaran, baru kemudian Novanto bisa melayangkan surat ke ARB.
“Kalau bagi saya begitu. Saya kira bijaksana begitu. Ini masih panas Golkar, masih panas. Jadi kalau saya lebih baik jalan informal dulu, itu sangat bijaksana,” pungkasnya. (HMS)