Komisi X DPR Sebut Perpustakaan Sidoardjo Layak Dicontoh
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Pustakaan itu adalah tempat koleksi buku dan majalah. Baik sebagai koleksi pribadi perseorangan atau koleksi besar yang dibiayai serta dioperasikan oleh sebuah institusi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Alasan itu sehingga Anggota Komisi X DPR RI asal Dapil Jawa Timur V Kresna Dewanata Phrosakh berharap institusi pemerintahan mampu mengelola perpustakaan baik untuk rakyat sesuai UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
Menurut Kresna, anggaran yang dikeluarkan pemerintah tersebut berasal dari uang rakyat. Jika dana dihabiskan mengelola perpustaan tidak sesuai harapan rakyat. Maka dana yang keluar tersebut terbuang sia-sia. Karena perpustaan itu ada untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat.
Politisi asal Nasdem itu memberi contoh perpustakaan Kabupaten Sidoardjo, Jawa Tengah sudah cukup baik dikelola oleh pemerintah setempat. Di mana dengan adanya perpustakaan itu dapat meningkakan kualitas SDM bagi pengguna perpustakaan itu.
“Saya mengapresiasi pengelolaan perpustakaan Sidoardjo. Apalagi dengan implementasi UU Perpustakaan itu membuat sejumlah perpustakaan di tanah air sudah bisa melampaui kualitas buku dan pengelolaan perpustakaan di kota besar. Di Kabupaten Sidoardjo ini perpustakaanya sudah ada barcode-nya. Tentu itu mencegah buku hilang,” kata Kresna ini pada lintasparlemen.com, Jumat, Surabaya (23/12/2016).
Politisi yang hobi bermain bola ini meminta perpustakaan di seluruh Indonesia untuk mencontohi perpustakaan di Sidoardjo itu. Karena dengan pengelolaan perpustakaan yang profesional, dan didukung sarana serta prasarana yang memadai bisa menjadi solusi mencerdaskan bangsa.
“Ya, kita terus dorong daerah untuk tetap membenahi perpustakaan. Dan perpustakaan daerah Sidoardjo ini sudah bisa dijadikan acuan menjadi model perpustaan yang baik. Karena anggaran yang berapa pun bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan,” terangnya.
“Kapasitas perlu kita dorong, agar daftar buku-buku yang tersedia dalam perpustakaan itu menarik minat para pembaca. Dan persoalan ini kembali lagi pada politik anggaran pemerintah dan DPR untuk mengalokasi meningkatkan kapasitas buku-buku di perpustakaan di daerah,” sambungnya.
Ia juga mengusulkan pada pemerintah dalam mengelola perpustakaan agar melengkapi saran dan prasarana yang memadai seperti ketersediaan AC, WIFI, kondisi ruangan yang nyaman dan lampu menerang. Ia menyakini, dengan kondisi nyaman di perpustakaan membuat para pembaca buku berlama-lama di perpustakaan itu.
“Kita di DPR ingin agar minat baca bangsa Indonesia lebih tinggi lagi dari sekarang. Jangan dilupakan bahwa sarana prasarana menjadi yang terpenting sebagai pendukung. Sebagai contoh, di perpustakaan harus ada AC, harus ada ruangan yang nyaman dengan bangku yang buat orang duduk. Terus, kita harus siapkan WIFI dan seterusnya,” pungkasnya. (HMS)