Ini Alasan Umat Islam Indonesia harus Jaga Gereja di Hari Natal

 Ini Alasan Umat Islam Indonesia harus Jaga Gereja di Hari Natal

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Natal dan pengamanan sudah identik dengan peran serta Barisan Serbaguna Gerakan Pemuda Ansor (Banser GP Ansor). Banser GP Ansor telah berkomitmen tiap tahun tetap menjaga keamanan gereja selama Hari Natal.

Menurut mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid bahwa sikapnya mengamankan gereja di Hari Natal tak jauh dari komitmen Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai tokoh Islam yang toleran; Cinta Damai.

“Gus Dur semasa hidupnya dulu yang memerintahkan kita, Banser jaga gereja di Hari Natal. Dan Gus Dur juga yang membikin tradisi baru untuk yang selalu mengamankan gereja saat Hari Raya Natal,” cerita Nusron pada lintasparlemen.com, Jakarta, Sabtu (24/12/2016).

Nusron menceritakan, awal mula pengamanan gereja oleh Banser GP Ansor kala seorang anggota Ansor Jakarta Timur yang mengajukan pertanaan pada Gus Dur di suatu pertemuan di tahun 1996-1997. Saat itu yang menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur yakni Choirul Anam.

“Waktu itu seorang anggota Banser GP Ansor Jawa Timur bertanya pada Gus Dur, apa hukum seorang Muslim menjaga gereja? Gus Dur dengan cerdas menjawab ke hadirin, bahwa kamu niatkan menjaga Indonesia, tapi kemudian kamu enggak mau jaga gereja? Padahal, gereja itu ada di wilayah Indonesia, Tanah Air kita semua. Dan tidak boleh ada yang mengganggu tempat ibadah agama yang ada di bumi Indonesia ini, kata Gus Dur,” tiru Nusron mengutip perkataan Gus Dur.

Betul saja, sejak Banser GP Ansor mendapatkan arahan fatwa dari Gus Dur tersebut menjadi tradisi baru di lingkungan GP Ansor. Dan hingga saat ini tiap tahun di Hari Natal terus dilakukan tradisi pengamanan gereja termasuk tahun 2016 ini.

“Sehingga usai Gus Dur menyampaikan pesan itu, kita di Banser GP Ansor langsung turun ke lapangan menjaga gereja yang dilengkapi dengan dalil-dalil dan ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai sandaran pemikiran kita melakukan pengamanan gereja,” ujar Nusron yang juga politisi Golkar ini.

Cukup disayangkan, saat Nusron diberi amanah sebagai Ketua Umum GP Ansor, Gus Dur sudah meninggal dunia. Namun, lanjut Nusron, dirinya tetap menjaga perintah Gus Dur itu. Meski dapat banyak protes dari kaum muslimin sendiri yang menolak pendapat Gus Dur itu.

Apalagi akhir-akhir ini rasa damai dan keamanan di Indonesia belum mendapatkan jaminan. Ada saja upaya yang ingin mengacaukan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui ancaman teror bom, khususnya di Hari Natal dan Tahun Baru.

“Kita harus tahu bahwa yang kita jaga sesuai perintah Gus Dur itu adalah Indonesia. Bukan karena gereja, tapi kita jaga Indonesia. Jadi kita jangan lihat gerejanya. Sehingga kalau masih ada kiai dan habaib yang tidak paham dan ngeyel, bisa dimaklumi. Dan saya hanya bisa jawab, saya dapat pesan dari Gus Dur dan Habib Luthfi seperti itu. Saya hanya meneruskan,” pungkas Nusron. (HMS)

Facebook Comments Box