Awaloedin Djamin, Bapak Sistem Administrasi Kepolisian RI, Satpam Indonesia, dan Polisi Pertama Peraih Gelar Doktor dan Profesor
Oleh: Ratna Hapsari*
Adalah Prof DR Awaloedin Djamin bhayangkara multitalenta. Bahkan di usia menjelang 90 tahun, membuat banyak pihak masih sangat terkagum-kagum dengan daya ingat Awaloedin mengenai UU Kepolisian, kasus atensi yang saat ini sedang dihadapi Kepolisian Indonesia dan soal menarik lainnya.
Penulis amati saat mendapat kesempatan bisa menjenguk beliau di RS dan melihat interaksi beliau kepada para penjenguk. Luar Biasa.
Selain sebagai polisi yang piawai, ia juga adalah politisi yang handal dan akademisi yang jenius yang rendah hati. Ia lahir dari keluarga bangsawan di Padang, Sumatera Barat, tepatnya 26 September 1927 lalu.
Fokus pemikiran dan kerjanya saat menjabat sebagai Kapolri adalah pembenahan menyeluruh (Overall reform) untuk meningkatkan citra dan wibawa Polri di mata masyarakat.
Ia melakukanya dengan kebijakan terpadu yang dikenal dengan “Program Pembenahan dan Peningkatan Citra Diri”. Pada masa Awaloedin Djamin menjabat sebagai Kapolri itu, ia telah meletakkan dasar bagi organisasi Kepolisian modern.
Tiga kebijaksanaannya semasa Kapolri yang patut dicatat dalam sejarah adalah pembenahan organisasi, pendidikan kepolisian dan kerja sama luar negeri.
Tiga hal yang SAMPAI SAAT INI manfaatnya dirasakan Kepolisian Republik Indonesia. Pada masa jabatannya ini, ia dan para polisi lainnya terlibat aktif dalam menyumbangkan banyak hal untuk lahirnya KUHAP, UU No. 8, Tahun 1981.
Awaloedin Djamin tak hanya menuangkan idealisme dan kerja kerasnya sebagai Kapolri di 1978-1982. Ia juga, polisi pertama yang bisa meraih gelar doktor (PhD) dan kemudian diangkat menjadi
profesor dalam ilmu administrasi negara di tahun 1963.
Luar biasanya lagi, Awaloedin Djamin pernah menjadi Anggota DPRGR/MPRS dari Front Nasional mewakili Polri. Kemudian menjadi Menteri Tenaga Kerja periode 1966-1968, Deputi Kapolri 1968-1971, ketua LAN 1971-1976, Duta Besar Jerman Barat 1976-1978.
Menjadi Kapolri menjadi kesempatan emas beliau dengan memberikan konsep Sistem Pembenahan Polri di Tahun 1980 an. Kemudian meningkatkan kualitas pendidikan Tamtama dan kekurangan Polwan pada masa itu membuat Awaloedin Djamin membuka peluang besar untuk para wanita Indonesia mengikuti pendidikan polwan dan mengabdikan diri pada Bangsa.
Berbagai penghargaan dari luar negeri antara lain ” The Philippine Legion of Honor” dari Pemerintah Filipina & tanda jasa Grosskeruz des Bunderver-dienstordens dari Pemerintah Republik Federasi Jerman.
Bahkan di Tahun 1950 beliau juga menjadi aktor Film besutan Usmar Ismail yaitu “Darah dan Doa”.
Pengabdian beliau di bidang akademik antara lain masih aktif mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian mata kuliah Administrasi Kepolisian.
Awaloedin Djamin juga yang memprakarsai kehadiran satuan pengaman (Satpam) di Indonesia. Kala itu, ia menyatakan bahwa tugas kepolisian hanya berkisar 50 persen untuk menciptakan keamanan di masyarakat.
Karena itu, ia mengungkan ide bahwa harus ada upaya pengamanan swakarsa, seperti sistem keamanan lingkungan (siskamling), yang membantu tugas kepolisian.
Cita-cita negara untuk memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga negara, kata Awaloedin, tidak akan terwujud jika tidak ada kerja produktif dari seluruh elemen bangsa. Kinerja yang produktif itu pun, kata Awaloedin, sangat dipengaruhi kondisi keamanan.
Yang membuat terharu banyak pihajk adalah, beliau tak pernah lelah memperjuangkan Bapak Soekanto, Kapolri pertama untuk menjadi Pahlawan Nasional, mulai dari memprakarsai penulisan buku biografi pemimpin Polisi RI yang pertama R.S. Soekanto hingga memperjuangkan pengukuhan beliau sebagai Bapak Polisi Indonesia.
Sampai saat ini perjuangan agar Bapak Soekanto menjadi Pahlawan terus dilakukan Bapak Awaloedin Djamin meski dalam kondisi beliau yang sudah sepuh, semangat itu tetap ada. Bahkan berbagai pemikiran dsn ide positif untuk Kepolisian RI beliau bagikan kepada siapapun yang menjenguknya.
Semua yang mengenal beliau pasti hapal betul dan sangat senang sekali ngobrol serta berbagi pengetahuan dengan Awaloedin Djamin.
Cerita ini bukan hanya demi dibaca siapapun yg terkait dengan dunia kepolisian ya, ini semata demi anak bangsa yang ingin mengetahui akan profil yang menginspirasi.
Tulisan singkat ini tentang kisah hidup sang jiwa patriotisme. Cerita tentang kisah pengabdian tanpa batas waktu, old soldier never give up
Salam, Penulis
Ratna Hapsari, Jurnalis