Warga DKI Ingin Pilih Ahok, Baca Fakta Ini Baru Tentukan Pilihan!

 Warga DKI Ingin Pilih Ahok, Baca Fakta Ini Baru Tentukan Pilihan!

PDIP RESMI USUNG AHOK-DJAROT. Calon Gubernur DKI Jakarta dari PDIP Basuki Tjahaja Purnama (kedua kiri) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) dan Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah (kanan) saat jumpa pers pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (20/9). PDIP resmi mengusung duet petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat untuk maju dalam Pilkada Serentak 2017. foto: metrotvnews

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Warga DKI Jakarta Tinggal menghitung hari akan menentukan pilihan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih pemimpin dari pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2017-2022 pada 15 Februari mendatang.

Yang harus pertimbangan warga Jakarta sebelum menentukan pilihan dari tiga nomor urut itu adalah soal komitmen untuk Jakarta selama lima tahun alias satu periode kepemimpinan, tidak loncat sini lincat sana seperti dikhawatirkan sebelumnya.

Pasalnya, ada sinyalemen dari tiga pasangan calon gubernur DKI ada yang ingin menjadikan jabatan itu kelak sebagai saran untuk mendapatkan kursi nomor satu di republik ini. Atau ada keinginan menjadi Presiden dan Wapres RI pada Pilpres dan Pileg 2019 yang digelar secara serentak nantinya.

Seperti dikutip dari komentar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review DR Ujang Komarudin, MSi bahwa debat kandidat perdana Pilkada DKI Jakarta (Jumat, 13/1/2017) telah mengungkap rencana atau agenda besar yang terselubung dari petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkeinginan kuat untuk maju pada Pemilihan Presiden RI 2019 mendatang.

Menurut Ujang, yang melihat Debat Kandidat Gubernur DKI malam itu tak heran dengan sikap Ahok dari satu-satunya yang tak menyatakan maju pada Pilpres 2019.

Pada debat malam itu, Ahok adalah satu-satunya calon gubernur dan wakil guvernur yang tidak menjawab pertanyaan moderator Ira Koesno tentang kemungkinan rencana maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Sementara kedua kandidat bernomor urut ganjil satu dan tiga; Agus-Anis, pada debat itu telah memperlihatkan keberanian menjawab langsung pertanyaan tidak anak menggunakan jabatan gubernur DKI untuk mencalonkan diri di pilpres.

“Kita lihat sama-sama, pada pasangan cagub-cawagub nomor urut dua yang berdiri hanya Djarot saja yang menyatakan bersikap tidak akan maju di Pilpres 2019. Sementara Ahok sendiri, ia tidak berdiri untuk menyatakan sikap tidak akan maju pada pilres mendatag. Ini jelas 2019 Ahok maju. Ini dibaca dari dulu oleh sebagian kawan-kawan,” ujar Ujang pada lintasparlemen.com, Ahad (15/1/2017).

Karena itu, Ujang meminta masyarakat DKI Jakarta dapat menangkap sinyal yang telah disampaikan oleh Ahok dari satu-satunya calon gubernur dan calon wakil gubernur pada debat itu. Di mana ingin menggunakan jabatan tertinggi di DKI itu untuk meraih simpati warga Indonesia seluruhnya menuju Pilpres 2019 mendatang.

Ujang yang juga dosen Universitas Islam Al-Azhar ini meminta warga DKI agar tidak salah pilih pemimpin di tiap-tiap TPS nanti. Jika salah pilih dengan janji palsu mereka maka yang rugi masyarakat juga.

“Dari tiga kali debat, yang pertama sudah lewat. Kita minta masyarakat DKI tak mudah dibohongi dengan janji program lima tahun. Tapi nyatanya belum lima tahun sudah tinggal jabatannya menuju RI I. Kita masyarakat jangan dibohongi lagi dengan janji-janji palsu dan semacamnya. Supaya masyarakat tidak kecewa lagi dengan janji-janji palsu terus membangun programnya,” pungkasnya. (HMS)

Facebook Comments Box