Sjafrie Sjamsoeddin: TNI Jangan Pernah Tergoda
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menilai di masa lalu, peran pemerintah sangat dominan dihampir semua sektor penyelenggara negara yang lazim disebut otoritarian seraya menempatkan TNI dan POLRI pada posisi ketat mengawal pemerintah.
Numun, masa kini yang dikenal era demokrasi posisi TNI dan POLRI harus dipastikan mengalami perubahan status dan posisi berdasarkan UU TNI dan UU POLRI.
“Hampir 19 Tahun TNI melakukan reformasi telah merubah perilaku baik individu prajurit maupun institusi menjadi profesional yang patuh dan taat kepada amanat konstitusi di mana sikap independen adalah tuntutan profesionalisme militer, walau tidak disangkal masih terjadi kasuistis yang menodai TNI,” kata Sjafrie pada lintasparlemen.com, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
“Di sisi lain sikap prajurit pejuang dan prajurit rakyat adalah nilai yang bermakna bagi TNI yang layak punya prinsip keberpihakan kepada rakyat yang memiliki kedaulatan yang asli di negeri ini,” sambung Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014 ini.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan ini berpendapat, di sinilah diperlukan kepastian dan keyakinan TNI yang utuh dan konsisten menterjemahkan jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Konsistensi kejujuran dan kebenaran mengabdi ini memastikan berbagai curiga dan tudingan akan sirna.
“Yang paling diperlukan oleh rakyat yang melahirkan TNI adalah bersikap “Tidak“ terhadap godaan kepentingan yang mencoba menggelitik. Ini menjadi nilai moral tertinggi sebagai kehormatan TNI yang ditebus dengan keringat dan darah dari generasi pendahulu sampai generasi penerus sampai kapanpun,” paparnya.
Bagi prajurit, lanjut Sjafrie, waktu pengabdian pasti berlalu, tapi bagi institusi TNI menjadi ukiran sejarah. TNI adalah milik nasional harapan sekaligus menjadi perhatian rakyat. (SGJ)