Konstituen Korban Malpraktik, Anggota DPR Ini Datangi RS Mitra Keluarga
JAKARTA, LintasParlemen.Com – Biasanya, bila seseorang sudah mencapai apa yang sudah diraihnya atau mencapai titik kesuksesan. Manusia sangat mudah melupakan pihak yang telah berkontribusi pada pencapaian impiannya itu.
Namun, tidak dengan politisi Senayan dari Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani. Anggota dewan asal Boyolali, Jawa Tengah ini mengunjungi konstituen pada pemilu lalu (Senin, 29/02) yang dirawat di RS Mitra Keluarga, Cibubur, Jakarta.
“Ya, saya sebagai wakil mereka (rakyat, red), ya harus peduli dan perhatian pada mereka yang mendapatkan ujian dan kesusahan hidup,” kata Endang pada LintasParlemen.Com di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, (Kamis, 03/03).
Adalah Rumantio (29) salah satu pemilih suara dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V yang meliputi Boyolali, Kota Surakarta, Sukoharjo, dan Klaten. Rumantio dirawat di rumah sakit karena diduga dari kesalahan tim medis, malpraktik.
“Awalnya sakitnya biasa saja. Tapi saat ini memang sudah terjadi banyak kerusakan fungsi tubuhnya. Padahal awal waktu masuk belum (tidak separah) seperti ini. Saat dicek masih ambang normal. Tapi sekarang makin parah,” ungkap Endang.
Endang menjelaskan, dirinya menjenguk pasien, diharapkan keluarga mampu memberi semangat dan tetap sabar menghadapi ujian ini. Politisi Golkar ini juga meminta kejelasan dari pihak rumah sakit terkait kondisi Rumantio yang saat ini sedang koma.
“Ini adalah kewajiban saya untuk memperjuangkan nasib salah satu warga saya di Dapil. Saya mengharapkan pihak rumah sakit memberikan perhatian sepenuhnya demi kesembuhannya,” tandasnya.
Menurut informasi dari keluarga korban, Rumantio mengalami koma sejak tanggal 20 Februari 2016 lalu setelah mengalami kejang-kejang. Saat itu, sebelumnya pasien hanya mengeluh sakit di bagian kepalanya (Kamis, 11/02).
Dokter yang menanganinya Rumantio mengatakan bahwa pasiennya itu mengalami pendarahan di bagian dalam otaknya. Sehingga dokter pun dengan sigap melakukan serangkaian tindakan salah satunya melalu CT Scan dan MRI.
Apa hasilnya? Hingga kini belum ada perubahan. Siapa yang bertanggungjawab pada kasus malpraktik ini? Entahlah. (SCA)