KH Makhtum Wafat, LDNU: Ulama Berintegritas Semakin Langka
CIREBON, Lintasparlemen.com – Innalillahiwainnailahirajiun. Berita duka kembali menyelimuti umat Islam Indonesia, terutama warga Nahdhatul Ulama.
KH Makhtum Hannan, Sesepuh Pesantren Babakan-Ciwaringin, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama wafat Sabtu, 21 Januari 2017, pada pukul 06.35 WIB.
“Saya menerima kabar duka ini dari Dr. KH. Wawan Arwani Syaerozie, Pengasuh Pesantren Assalafie, Babakan-Ciwaringin. Saya dan seluruh pengurus Lembaga Dakwah sangat berduka. Kita kehilangan Ulama yang istiqomah, rendah hati dan berintegritas”, jelas Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Maman Imanulhaq pada lintasparlemen.com, Cirebon, Sabtu (21/1/2017).
Maman menuturkan bahwa dirinya sering bersilaturahmi dan mendampingi Kyai Makhtum dalam berbagai acara istigosah. Kyai Makhtum memang terkenal dengan pengajian istigosah. Ribuan umat datang tiap malam jumat di Ciwaringin yang dipimpin ulama kharismatik ini.
“Kita harus istiqomah dalam menjalankan syariat Islam, karena kemuliaan hanyabdspat diperolaeh dengan sikap Istiqomah,”, itu nasehat Kiai Makhtum dalam berbagai kesempatan yang disampaikan Kiai Maman Imanulhaq.
Saat Maman Imanulhaq hendak maju jadi anggota legislatif, Kiai Mahtum minta Maman datang tengah malam di rumahnya yang sederhana di Komplek Pesantren Ciwaringin. Kiai Mahtum meminta Maman untuk tetap merakyat,
“Jangan membuat sekat dengan mereka yang membesarkan sampeyan”, tegas Kiai Makhtum.
Maman sangat kagum dengan kegigihan Kiai Makhtum menolak Proyek Jalan Tol melewati komplek Pesantren.
“Walau saya difitnah banyak fihak, dimusuhi para tokoh, dirayu dengan materi. Sikap saya tegas, “tidak”. Karena Pesantren ini punya sejarah panjang dalam melakukan transformasi di tengah masyarakat dan pencerdasan kehidupan bangsa melaui pendidikan. Pembangunan jiwa dan spiritualisme yang manusiawi lebih utama dan kokoh daripada pembangunan fisik”, papar Maman menirukan nasehat Kiai Makhtum.
“Kita kehilangan sosok Ulama yang tegas dan punya integritas”, tutup Maman. (MM)