Ketua Pemuda Al Washliyah DKI: Selamat Menikmati Kondisi dan Keadaan yang Hanya Menghukum Lawan Politik Saja
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Ketua Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta Muhammad Razvi Lubis menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi perpolitikan nasional akhir-akhir ini khususnya pasca kejadian penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Non Aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut Razvi, usai kejadian di Kepulauan Seribu oleh Ahok itu, kondisi politik terus memanas dan kondisi tak menentu tak terkendali hingga merambat pada penegakan hukum di Indonesia. Di mana pihak aparat terkesan berat sebelah dalam penegakan hukum di Indonesia.
“Selamat menikmati kondisi yang seperti ini. Keadaan yang Hanya menghukum lawan-lawan politiknya saja. Dan terus mencari kesalahan dari orang-orang yang berseberangan dgn mereka,” kata Razvi seperti dikutip pada akun Facebooknya, tertanggal Selasa (24/1/2017).
Yang membuat miris dari penegakan hukum Indonesia saat ini, nilai Razvi, sepertinya aparat keamanan seolah tebang pilih dalam menegakan hukum di Indonesia.
Dengan kondisi itu, aktivis yang juga aktif di KNPI DKI Jakarta ini, meminta para aktivis lainnya untuk menikmati saja kondisi itu. Ia meminta rakyat Indonesia untuk bersabar.
“Serta membiarkan kesalahan yang dilakukan para konco-konconya. Mari kita nikmati bersama. Semua pasal hanya ditujukan ke umat Islam yang berseberangan dengan penguasa,” jelas Razvi.
“Begitulah kondisi kita saat ini. Kita kembali ke era sebelum reformasi bro Rudiaura Runi,” lanjut Razvi menjawab komentar kawannya di akun Facebook miliknya.
Berikut komentar Netizen menjawab kritik sosial M Razvi Lubis di Facebook:
1. Reza Fauzy Lubis: Pasal karet muncul lg….
2. Ridwan Nasution: Pasal karet, tebang pilih, balas dendam sedang meraja lela di negeri ini.
Bagi saya ini bukan hal yang mengejutkan karena sesuai dengan perkiraan saya dari awal. Namun bagi yang kecewa semoga menjadi pelajaran berharga. Itulah kasiannya bangsa kita ini dengan gaya pencitraan murahan & norak gitu aja bisa ketipu
3. Rudiaura Runi: Ulama di kriminalisasi, hukum jgn dijadikan sbg alat kekuasaan…umat jd resah akibat hukum tajam kebawah tumpul ke atas
4. Ahmad Sulhy Helmany: Penguasa sedang mengangkangi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum… Jgn2 akan muncul lg UU Subversib nih, Lawan! (HMS)