‘Ternyata PKI Dalang Kekisruhan di masyarakat Saat Ini’
Menurutnya, kasus peredaran fitnah percakapan mesum yang menargetkan pencemaran nama baik Habib Rizieq, bisa menjadi salah satu bukti kekacauan sedang terjadi saat ini.
Romo Syafii mengungkapkan, banyak orang yang terjebak dengan pemberitaan kasus itu. Karena setelah diamati dengan hasil analisa beberapa pakar dan pemerhati, yang sedang terjadi hari ini adalah upaya untuk menciptakan kekisruhan.
“Intinya ingin membenturkan secara horizontal apakah antar umat beragama, internal umat beragama, antar perbedaan ormas, kelembagaan dan sebagainya. Situasi ini ada yang mendesain dan itu adalah PKI,” ujar Romo Syafii pada wartawan saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Ia menyimpulkan, keadaan negara saat ini tak jauh beda dengan situasi tahun 1965 saat Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan gerakan pengkhianatan terhadap bangsa ini.
“Ketika dia (PKI) akan bangkit, itu pertama dimulai dengan kesulitan ekonomi. Sehingga dengan kondisi itu, rakyat mudah percaya karena dalam situasi orang kesulitan. Lapangan kerja sulit, harga barang mahal, pertumbuhan ekonomi mandek, itu membuat orang mudah dihasut,” jelasnya.
Hal lain yang terjadi pada tahun 1965, lanjutnya, adalah stigmatisasi negatif terhadap para ulama. Akibatnya, rakyat yang mayoritas Islam kehilangan pedoman dan gampang percaya dengan rumor.
“Habib Rizieq distigma negatif bukan hari ini saja. Dulu dia dibilang punya istri enam, ternyata istrinya satu. Dulu dia dibilang kaya raya, ternyata orang tahu rumahnya di dalam gang, sangat sederhana,” terangnya.
“Waktu dulu, ada pengalihan ideologi, supaya orang tidak beriman. Sekarang sudah ada, pernyataan Megawati tentang tidak percaya akhirat karena itu dianggap ramalan, karena enggak ada juga orang yang baru pulang dari akhirat,” lanjutnya.
Romo Syafii juga mengatakan, tahun 1964 ada pecahan uang Indonesia yang desainnya berlogo palu arit.
“Sekarang uang baru kita dari pecahan 2000 sampai 100 ribu, semua menggunakan lambang palu arit. Jadi ini sudah cukup,” tegasnya.
Ia mengingatkan kembali, jika komunis berkuasa di republik, tidak satu pun penganut agama yang akan diuntungkan dari kondisi itu.
“Seperti diketahui, jika PKI bergerak tanpa wujud. Tiba-tiba dia muncul dan dia ada di mana-mana. Dan itu sedang terjadi hari ini. Karena itu, jangan berharap ada pembelaan dari pemerintah, aparat, negara kepada ulama. Kita sedang dikendalikan oleh PKI,” terangnya.