Agung Laksono: Pernyataan Wakil Ketua Dewan Pakar Golkar yang Tidak Setuju Bahlil Jadi Ketum Golkar Pernyataan Pribadi…
JAKARTA – Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, DR HR Agung Laksono menyatakan pernyataan Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Yasril Ananta Baharuddin yang tidak setuju jika Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Partai Golkar, adalah pernyataan pribadi buka pernyataan lembaga.
“Itu hanya pernyataan pribadi dia, bukan keputusan Dewan Pakar Partai Golkar. Dewan Pakar justru melihat beberapa calon ketum yang muncul seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Bambang Soesatyo dan Bahlil Lahadalia mereka memenuhi syarat,” kata Agung Laksono.
Bahkan Agung melihat Agus Gumiwang Kartasasmita sudah menyatakan tidak akan maju sedangkan Bamsoet belum pasti akan maju juga.
“Namun Bahlil kelihatannya konsisten untuk terus maju dalam Munas XI Golkar, malah kabarnya 30 persen lebih sudah mendukungnya,” ungkapnya.
Artinya, kata dia syarat maju sebagai caketum Golkar di Munas XI yakni memiliki dukungan 30 persen lebih sudah dipenuhi.
“Kalau tidak memiliki dukungan minimum 30 persen tentu tidak bisa maju,” tegasnya.
Mantan Menko Kesra ini juga menyebutkan dukungan kepada Bahlil di prediksi semakin bertambah.
“Bisa juga dengan dukungan sebesar itu terjadi musyawarah mufakat (Aklamasi) yang dilakukan dengan pengambilan kepeutusan terlebih dahulu,” ujarnya.
Terkait tudingan Bahlil bukanlah kader Golkar tulen, Agung membahtahnya, karena pada masa kepemimpinan Aburizal Bakrie, Bahlil merupakan kader Golkar.
“Bahlil sudah lama jadi kader Gplkar yakni sejak kepengurusan Ketum Pak Aburizal Bakrie menjadi salah satu pengurus di Golkar Papua,” bebernya.
Soal Bahlil yang juga disebut-sebut sebagai titipan istana, Agung mengatakan hal itu sama sekali tidak benar.
“Kalau sekadar rumor saya tidak mau tanggapi, apalagi pak Jokowi sudah berkali-kali menyatakan tidak ikut campur dalam masalah internal partai,” tegasnya.
Ia berharap Rapimnas dan Munas XI berjalan dengan lancar dan tidak ada keributan-keributan.
“Semoga berjalan dengan demokratis dan terjadi musyawarah mufakat. Dulu terpilihnya pak Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar juga berdasarkan. Musyawarah Mufakat,” bebernya.