‘Amerika pun Pernah Dilanda Depresi Besar era 1930-an’
JAKARTA, Lintasparlemen.com Dosen Fakultas Teknik Universitas Nadhlatul Ulama Indonesi (UNU Indonesia) Kol. TNI-AU Muhammad Johansyah menyebutkan bahwa Amerika Serikat pernah dilanda krisis yang disebut depresi besar (great depression) di era tahun 1929. Tak hanya Indonesia yang pernah diterpa krisis ekonomi seperti saat ini.
“Peristiwa ekonomi great depression di Amerika Serikat itu merupakan yang terburuk dalam sejarah peradaban Amerika Serikat bahkan dunia, faktor ini yang menyebabkan menurunnya tingkat perekonomian secara drastis yang hampir berhenti,“ kata Johansyah dalam diskusi “NU, Sprit Nahdlatul Tujjar dan Penguatan Ekonomi Kerakyatan“ yang digagas oleh IKA PMII DKI Jakarta, di Gedung Kantor PBNU Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Johansyah menceritakan, peristiwa memilukan itu bermula dari Amerika Serikat hingga menyebar ke Eropa hingga seluruh dunia. Para periode itu, di Indonesia peristiwa ini kita kenal dengan istilah “Jaman Malaise”.
Sebagai informasi, Jaman Malaise itu terjadi setelah Perang Dunia Pertama berakhir. Saat itu dunia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Depresi Besar (great depression) atau zaman malaise sebuah peristiwa yang menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia bermula di tahun 1929 hingga 1930-an.
Menurut Johansyah, kala itu Ekonom Inggris John Mynard Keynes menawarkan jalan ketiga antara kapitalisme laissez faire dan sosialisme untuk membangun kembali perekonomian Amerika Serikat akibat Depresi Besar itu.
“Keynes meyakini bahwa salah satu prasyarat agar kapitalisme dapat terus berkembang adalah dengan full employment yang hanya akan dapat dicapai jika pemerintah dan bank sentral melakukan intervensi,” jelas Johansyah.
Johansyah mengatakan, penerapan teori Keynes untuk menanggulangi depresi ekonomi tidak berjalan mulus dikarenakan mendapat tantangan hebat. Dari ekonom Universitas Chicago itu, menilai bahwa sistem ekonomi sangat menekankan pada pasar bebas.
Ia menambahkan, gagasan Keynes diadopsi oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt dengan menjanjikan solusi baru untuk mengatasi pengangguran dan krisis ekonomi akibat Depresi Besar itu.
Melalui penerapan ”Paket Kebijakan Ekonomi New Deal” maka pentingnya peran negara untuk ikut campur dalam persoalan ekonomi tersebut.
“Dengan dimulainya program Welfare State dengan unsur utamanya adalah sistim keamanan sosial dengan memberikan tunjangan pensiun untuk pekerja. Kedua, sistim asuransi penganguran. Dan ketiga, provisi bantuan finansial untuk keluarga miskin,” paparnya.
“Perlu intervensi negara untuk mengontrol harga dan produksi pertaman. Promosi organisasi serikat kepada pemerintah. Ketiga, pemerintah mengontrol aspek transportasi, energi komumkasi, dan industri keuangan. Gerakan ke arah kebijakan perdagangan internasional yang lebih liberal,” sambungnya.
Untuk itu, kebijakan pemerintah agar dilakukan investasi langsung pada infra struktur sebagai salah satu cara meningkatkan lapangan kerja.
“Perdebatan Keynes dalam menstruturisasi depresi ekonomi bukan tanpa hambatan, teoritisi ekonomi dari Universitas Chicago yang selanjutnya dikenal dengan mahzab Chicago, bahwa Paket Kebijakan Ekonomi New Deal adalah paket kebijakan anti liberal,” ujarnya.
Meski demikian, gagasan John Mynard Keynes tentang campur tangan negara mendapat dikritik tajam dan dianggap gagal di sejumlah ekonom di Indonesia. (JODIRA)