Anas Thahir: Belajar 5 Hari Full Bikin Gaduh saja!
JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI yang menangani masalah pendidikan Anas Thahir mengkritisi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy terkait rencana pemberlakuan 5 hari belajar melaui program full day school.
Anas meyakini kebijakan tersebut akan menambah kegaduhan baru, di tengah suasana kebangsaan Indonesia yang memang sudah gaduh untuk saat ini.
Untuk itu, ia meminta pemerintah sebaiknya fokus pada penyelesaian program yang masih belum selesai, seperti peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan guru, pemenuhan fasilitas dan sarana prasaran pendukung kegiatan belajar mengajar, dan yang paling penting memastikan semua anak Indonesia bisa sekolah.
“Jika program Full Day School ini tetap dijalankan, saya yakin masyarakat akan ramai-ramai menolak, karena banyak pihak yang merasa dirugikan oleh kebijakan ini.” ujar Anas.
Legislator asal Dapil Jawa Timur III ini menyebut pemerintah harus memikirkan nasib dan keberlanjutan sekolah-sekolah diniyah, pondok pesantren, dan sekolah khusus yang sudah berjalan puluhan tahun di luar jam sekolah formal sebelum menerapkan (FDS) secara nasional.
Politisi PPP ini menambahkan, tanpa program FDS tidak akan bisa berjalan efektif, bahkan hanya akan menuai perlawanan serius dari para pegiat dan penyelenggara pendidikan non formal di seluruh tanah air.
“Pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan secara matang keberlangsungan lembaga pendidikan keagamaan dan pondok pesantren yang sudah menyatu dan tumbuh bersama lembaga pendidikan formal sejak lahirnya negeri ini,” terangnya.
“Kehadiran pondok pesantren di republik ini telah mendahului lahirnya negara Indonesia. Dan selama itu pula pondok pesantren telah memberikan sumbangan besar terhadap pembentukan karakter dan budaya bangsa yang mandiri, santun, religius dan cinta tanah air. Karenanya jangan biarkan lembaga keagamaan tertua di Indonesia ini bubar akibat kebijakan yang keliru,” paparnya. (Okky)