Anggota DPR Ini Geram Pembangunan Pantai Losari Tak Sesuai Rencana Awal
UJUNG PANDANG, MAKASSAR, Lintasparlemen – Mantan Anggota DPRD Sulsel yang saat ini menjadi Anggota Komisi VIII DPR RI Mukhtar Tompo menyampaikan kekecewaannya terkait proses reklamasi kawasan Center Point of Indonesia (CPI) hingga di dunia maya. Postingnya pun mendapatkan tanggapan terkait CPI itu
Mukhtar sangat khawatir dengan kondisi Pantai Losari saat ini yang menjadi ikon Makassar, perlahan-lahan tapi pasti, bisa hilang jika pembangunan reklamasi itu tak bisa dikendali lagi.
“Jika kita lihat pembangunannya di sana sudah melenceng dari konsep awal sejak saya sebagai Anggota DPRD Sulsel. Ini tak boleh dibiarkan oleh kita semua,” kata Mukhtar pada lintasparlemen.com, Ahad (8/1/2017).
Yang paling membuat Mukhtar resah adalah rencana awal dengan pembangunan yang ada di Pantai Losari saat ini sangatlah berbera. Ia mengaku tahu betul konsep awal kawasan CPI ini, bukan untuk diperuntukan seperti saat ini.
Menurut alumni aktivis HMI ini yang digadang melangkah pada pencalonan pemilihan kepala daerah kursi gubernur Sulawesi Selatan 2018 mendatang ini, salah satu tujuan pembangunan di sekitar Pantai Losari adalah wisma negara.
Namun yang memprihatinkan, lanjutnya, kini berubah nan bergeser ke kawasan bisnis yang lebih dominan, bahkan keluar dari rencana pembangunan awal.
Tak hanya, itu kegelisahan politisi muda asal Partai Hanura itu sempat dituangkan di akun Facebook miliknya. Berikut ungkapan Muktar di akun Facebooknya:
“Thn 2009-2014 sy di DPRD Propinsi Sulsel..Visi besar Gub di inisiasi dlm rapat paripurna ttg Istana presiden yg akan di bangun di area pantai losari, sejumlah visi sosial di proyeksi akan terjadi di laut milik publik itu..swasta akan di gandeng dgn kompensasi keuntungan lahan u pemprov sulsel diatas 100 Ha, sarana publik akan di bangun dll. Blm 2 thn setelah itu seolah mimpi besar itu kini berubah total menjadi konsep bisnis, rakyat akan kembali di matikan dgn mimpi dan akan berhadapan dgn gurita sosial, Losari ku…apakah engkau akan hilang? Jika pun masih ada..apakah engkau masih milikku?? Ngeri aku membayangkanmu…gemuruh ombakmu kini pindah ke dalam Hatiku..dadaku sesak, …Oh Makassarku..!!! AKU TERLALU MENCINTAIMU…” (Mahabbahtaein)