Apa Arti Mimpi Jokowi Dapat Investment Grade?
JAKARTA, Lintasparlemen – Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK tengah berkahayal mendapatkan peringkat utang investment grade dari standard & poor’s (S&P).
Hal tersebut, merupakan khayalan untuk menambah utang untuk mengatasi kekuarangan anggaran yang dapat mencapai Rp. 1000 triliun pada tahun 2017.
Lebih jau lagi, Salamuddin Daeng mengungkapkan, setelah sebelumnya peringkat keuangan Indonesia menurut JP Morgan jatuh dua peringkat. Penilaian awal JP Morgan, sambungnya, bahwa resiko keuangan Indonesia tinggi.
“Artinya imbal hasil utang di Indonesia tinggi. Dengan demikian Jokowi harus membayar besar kepada investor,” kata Salamuddin Daeng kepada wartawan, Rabu (29/3/2017).
Walaupun pemerintahan Jokowi-JK, katanya, menunjukkan kepada internasional tentang reformasi pajak, tax amnesty dan reformasi birokrasi, tapi semua itu tidak membuktikan apa apa. Karena fix income Indonesia tidak meningkat, penerimaan pajak dalam APBN tidak bertambah. Lagi pula investor internasional tidak bisa ditipu.
Sementara sisi lain, ungkapnya, kewajiban pemerintah meningkat, seperti bunga, cicilan utang pokok dan buyback surat utang negara. Kondisi ini hanya bisa ditolong dengan utang baru dalam jumlah besar. Karena kemampuan pajak rakyat tidak mungkin lagi menolong utang pemerintah yang besar.
“Pemerintah sudah mendiscount pajak melalui tax amnesty pada 2016. Piutang pajak pemerintah telah dihapuskan melalui tax amnesty. Para taipan amat senang dengan tax amnesty karena ratusan triliun kewajiban mereka dihapus oleh negara. Namun akibatnya, Tahun 2017 ini pemerintah Jokowi terpaksa gigit jari,” terangnya.
Bagi Jokowi, jelasnya, Investment grade dari S&P adalah berarti kesempatan cari uang dari utang. Uang akan digunakan untuk angaran infrastruktur bancakan oligarki penguasa.
“Bagi Rakyat Indonesia investment grade berati semakin menumpuknya utang pemerintah yang akan dibayar dengan pajak dan keringat rakyat yang semakin mencekik,” pungkasnya. (JAY)