Apa yang Harus Kita Lalukan Jika Tiba-tiba Perang Rusia-Ukraina Merembet ke Indonesia?
Pernahkah kita mengingat-ingat ketika demikian cepatmya krisis Covid-19 merembet ke Indonesia dari Wuhan itu? Apakah waktu itu kita sebagai rakyat diserukan oleh pemerintah untuk mempersiapkan antisipasi? Tidak. Bahkan pemerintah sendiri masih memandangnya sebagai krisis yang bersifat lokal di China. Begitu WHO menyatakannya sebagai krisis wabah yang bersifat global, atau pandemi, pemerintah Indonesia, tunduk sepenuhnya dengan titah WHO.
Bagaimana kalau tiba-tiba, status perang di Eropa Timur, antara Rusia versus Ukraina, yang saat ini sudah melibatkan Belarusia meluas menjadi perang antara Pakta Pertahanan NATO versus CSTO, maka perang dunia sudah tidak terelakkan dengan sendirinya. Apalagi selama ini kita mengetahui, kekuatan sistem senjata Rusia sama sekali tidak bergantung dengan negara manapun. Artinya, menekan Rusia untuk mundur dari pertempuran tidak semudah menekan dan menghancurkan Irak oleh sekutu di masa lalu. Dan inilah sebabnya, NATO pimpinan Amerika amat berhati-hati dalam menghadapi Rusia.
Sejauh ini hanya langkah boikot keuangan yang dapat dilakukan oleh NATO. Dalam situasi yang tidak menentu seperti ini, bukan tidak mustahil, hal-hal yang tak terprediksi dapat saja terjadi. Misalnya, invasi China ke Taiwan yang akhirnya dapat berkecamuk menjadi perang pasifik seperti ketika Jepang menginvasi Asia Timur dan Asia Tenggara di masa perang dunia kedua. Soalnya, kemiripan masalah Taiwan di mata China seperti kemiripan status Ukraina di mata Rusia.
Dalam skenario buruk semacam itu, apakah kita hanya planga-plongo seperti ketika Jepang menyapu bersih Asia Tenggara di masa silam? Tidak masanya lagi pergi mengumpulkan bambu runcing atau bersedia berkolaborasi dengan mengorganisir PETA.
~ Bang SED