Banser Jakarta Timur Intruksikan Anggotanya Siap-siap

 Banser Jakarta Timur Intruksikan Anggotanya Siap-siap

Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jakarta Timur M. Firdaus Ibond

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jakarta Timur M. Firdaus Ibond turut angkat suara terkait permintaan maaf Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok kepada Rais Aam PBNU Kiai Ma’ruf Amin.

Menurut Gus Ibond, begitu biasa disapa, pernyataan maaf Ahok itu seolah tidak tulus, alias belum ihlas. Sehingga, setelah permohonan maaf oleh Ahok dilakukan. Maka perkara belum selesai, bisa saja ada hal lain yang membuat para ulama NU dilecehkan lagi.

Bahkan kata Ibond, permohonan maaf Ahok tersebut tidak semudah itu diterima. Karena permohonan maaf yang disampaikan Ahok ke publik terkesan untuk hanya mencari simpati masyarakat menjelang Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar 15 Februari 2017 mendatang.

“Permintaan maaf itu tidak semudah itu (diterima) karena permintaan maaf Ahok tidak akan ada artinya kalau motifnya hanya untuk mencari simpatik bagi warga DKI Jakarta yang memiliki hak suara di Pilkada nanti,” ujar Gus Ibond seperti keterangan tertulisnya diterima, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Gus Ibond juga meminta kepada seluruh Banser Jakarta Timur untuk tetap bersiap-siaga jika sewaktu-waktu ada intruksi untuk melakukan ‘perlawanan’ mengecam perilaku Ahok yang telah menghina dan menghardik Kiai Ma’ruf.

Gimana pun karena tugas Banser sebagai penjaga ulama dan kepanjangan tangan Ansor. Saat kita melihat ulama NU, khususnya pimpinan tertinggi di PBNU diintimidasi, kita tidak bisa terima dan menyerukan kapada seluruh anggota Banser untuk selalu siap-siap atau sigap jika dalam waktu dekat kita diintruksikan untuk apel mengecam perilaku BTP dan Kuasa hukumnya yang tidak sopan terhadap Rois Aam PBNU,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, jika perilaku tidak sopan Ahok itu kepada Kiai Ma’ruf Amin dibiarkan terus berlangsung menjadi isu panas di tengah masyarakat, utamanya warga NU. Tidak tertutup kemungkinan terjadi konflik di tengah masyarakat yang membuat negara makin kacau.

“Karena kalau dibiarkan perilaku BTP tersebut bisa terdampak konflik di masyarakat, dan negara akan semakin kacau,” terang Gus Ibond.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga GP Ansor DKI Jakarta Redim Okto Fudin menilai, permintaan maaf Ahok itu tidak ihlas. Bahkan permohonan maaf Ahok itu hanya sebatas dagelan.

“Saya menilai tidak ada permintaan maaf yang tulus dari Ahok dan penasehat hukumannya. Seharusnya dilakukan oleh Ahok adalah meminta maaf yang tulus kepada Kiai Ma’ruf Amin,” kata Redim pada kontributor lintasparlemen.com, Jakarta, Kamis (2/2/2017). (HMS)

Facebook Comments Box