Beginikah Kualitas Peneliti BRIN, Wasisto Raharjo?
Pernyataan pertama Wasisto sudah menyebut nama relawan yang materiil, dan mana yang tidak. Problemnya disitu. Apakah itu hasil riset atau bukan? Sejak kapan ada penelitian terkait relawan saat ini?
Kalau hasil riset terdahulu, dijadikan landasan riset tentang relawan ok lah, boleh lah, namun dia tidak sebutkan diawal dan langsung menuding relawan ini materil relawan itu bukan. Konsekuensinya kan mendegradasi relawan yang satu dan menyanjung relawan yang lain seperti relawan Ganjar, Anies.
Kemudian landasan kajian terdahulu hanya sebagai acuan saja untuk melakukan penelitian sekarang. Apa dia pernah menjadikan kelompok-kelompok relawan sekarang, khususnya kami sebagai obyek penelitiannya?
Kok dengan yakinnya sudah mengkategorikan Poros Prabowo Puan relawan yang berharap materiil dan yang tidak. Tentu itu salah besar, kajian yang tidak obyektif, prematur, dan tendesius politisnya besar.
Harusnya peneliti sekelas BRIN, tidak menyebutkan kelompok relawan ini berharap materiil, yang kelompok relawan itu tidak, tanpa melakukan wawancara penelitiannya terlebih dahulu. Itu namanya kajian halu, tidak up to date n menafikan unsur dinamika sospol.
Kami menghimbau kepada Wasisto untuk segera mengkoreksi pernyataannya yang menyudutkan kami, dan segera juga meminta maaf secara terbuka di publik. Kami juga dengan senang hati dan terbuka mengundang dia untuk lakukan wawancara penelitian Poros Prabowo-puan sepuasnya.
Peneliti relawan yang diduga menafikkan karisma Prabowo
Prabowo merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai akar rumput yang kuat. Tidak seperti tudingan Wasisto selama ini. Dari pemilu ke pemilu Bapak Prabowo mempunyai pendukung yang besar, dan loyalis yang kuat. Sebagaian besar masyarakat tetap menginginkan Bapak Prabowo agar maju menjadi Presiden RI 2024.
Di tangan Bapak Prabowo sebagai pemimpin yang karismatik rakyat bisa makmur, Indonesia bisa bangkit dan negara bisa maju.
Wasisto menafikkan elektabilitas Bapak Prabowo yang paling tinggi, dibanding kandidat capres yang lain. Karismatik Bapak Prabowo yang lain adalah beliau mampu menjadikan partai gerindra, sebagai partai yang besar, nomor dua pemenang pemilu setelah PDIP, hanya dalam kurun waktu yang singkat.
Peneliti relawan yang diduga menyimpan politik anti feminisme
Pernyataan Wasisto sangat tendensius, pernyataan sebelumnya hanya menyebutkan relawan Prabowo Subianto Puan Maharani saja, tetapi tidak menyebutkan relawan lainnya seperti relawan ganjar, anies Baswedan, Eric Tohir, Airlangga Hartarto muhaimin Iskandar dll. Kalau memang hasil riset, tidak akan tendensius dan pastinya berimbang dan obyektif. Bukan mengangkat relawan yang satu, dan menjatuhkan relawan lainnya.
Tampak perspektif maskulinistas dari Wasisto sangat kental, ingin menyerang figur perempuan. Padahal Lembaga Legislatif saja mengharuskan adanya kuota 30 % keterwakilan perempuan.
Wasisto seperti tidak menghargai Ibu Megawati sebagai Bos-nya di BRIN. Yang kita tahu Ibu Megawati juga yang telah melahirkan Puan Maharani.
Dalam perspektif gender, seolah2 Puan Maharani itu korban playing victim dari peneliti BRIN. Seharusnya Peneliti BRIN mensupport calon pemimpin berjenis kelamin perempuan, yang biasanya didukung oleh aktifis feminisme.
Bahkan Erick Thohir saja menunjuk para pemimpin perempuan untuk mengisi jabatan-jabatan tinggi di BUMN.
Erick menargetkan porsi pemimpin perempuan di BUMN harus terus meningkat hingga 25 persen pada 2023.
Ini membuktikan bahwa adanya politik kekuasaan dan bukan politik negara. Tampak jelas adanya conflik interest seorang peneliti BRIN yang kehilangan kajian ilmiahnya dan tidak bermutu.
Penulis: Andianto, Koordinator Presidium Nasional Poros Prabowo Puan