Catatan Bamsoet Terkait Munas KAHMI di Medan: Itu Bukan Money Politics tapi…
JAKARTA – Munas KAHMI di Medan sudah selesai digelar. Namun menjadi persoalan, ada sejumlah catatan penting dari perhelatan tersebut.
Ada yang menyebut selama Munas KAHMI terjadi money politics. Itu pun dibantah oleh para peserta Munas.
Redaksi pernyataan dari mantan Presidium Nasional KAHMI yang juga Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet.
Berikut Catatan Bamsoet;
Sebagai mantan Presidium Nasional KAHMI 2012-2017 bersama Mahfud MD dan Anies Baswedan menolak maju kembali pada Munas KAHMI ke-10 di Medan Kemarin. saya ragu dan tidak yakin kalau dalam pemilihan presidium nasional KAHMI baru periode 2017-2022 terjadi permainan uang atau money politics.
Bahwa ada tokoh-tokoh politik dan pengusaha yang ikut berkompetisi ya memang sulit dihindari jika mereka memakai strategi dan cara-cara yg biasa dipakai di parpol maupun organisasi pengusaha. Yakni melakukan lobi, mobilisasi dengan cara mengumpulkan para pemilik suara. Baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok secara bergiliran.
Dan biasanya dibentuk tim sukses yang bertanggung jawab atas kenyamanan para pemilik suara mulai turun dari pesawat, penginapan maupun transportasi lokal.
Sejauh hanya mentraktir makan dan minum, menurut saya merupakan hal yang wajar saja. Itu namanya cost politics atau biaya politik. Bukan transaksi politik yang menetapkan ‘harga’ misalnya satu suara sekian puluh juta rupiah. Dan dibayar tunai sebelum pemilihan calon.
Pengalaman saya terpilih menjadi presidium Nasional pada Munas Kahmi ke-9 periode 2012-21017, lima tahun lalu di Pekan Baru Riau, tidak ada deal atau transaksi sama sekali. Saya bahkan tidak sempat membetuk tim sukses. Para peserta Munas utusan dari berbagai daerah berkumpul sambil makan dan diskusi sebelum masuk sesi pemilihan.
Setelah terpilih, beberapa kawan daerah yang saya sangat kenal baik karena pernah sama-sama di KNPI, Golkar, HIPMI, Kadin dan lain-lain barulah datang menemui saya mengucapkan selamat dan menyampaikan ada beberapa anggota yang akan kembali ke daerah belum memiliki tiket.
Dan sebagai mana kebiasaan di HMI, kita saling bantu dan bahu membahu, beberapa (tidak semua) kita siapkan tiketnya. Apakah itu masuk dalam katagori money politic? Menurut saya tidak.
Akhirnya, saya berharap soal tudingan adanya money poltics ditubuh Kahmi itu tidak benar. Yang ada hanyalah cost politik. Jangan nodai perhelatan akbar Munas Kahmi ke-10 yang luar biasa, dibuka oleh Presiden dan ditutup oleh Wakil Presiden itu menjadi ternoda oleh isue money politics.
Selamat kepada para sahabat Presidium 2012-2017 yang terpilih kembali dan para sahabat yang baru terpilih menjadi Presidium Nasional 2017-2022. Semoga dapat membawa Kahmi ke arah yg lebih baik dan lebih disegani dalam kancah sosial politik nasional.
Bambang Soesatyo, Presidium Nasional KAHMI 2012-2017