Dari Moskow, Din Syamsuddin: Perlu Teologi Bersama tentang Kerukunan
MOSKOW – Prof. Din Syamsuddin selaku Co-President of World Conference on Religions for Peace (Religions for Peace International) tampil sbg pembicara pada pertemuan para tokoh agama-agama dunia di Moskow, 25 Maret 2019.
Pertemuan sehari tsb mengambil tema Ways to Achieve Interreligious Peace: Roles of Theologians, Diplomat, and Public Figures. Pertemuan diselenggarakan bersama Kantor Dewan Mufti Russia, Russian Orthodox Church, dan ISESCO, dihadiri sekitar 150 tokoh berbagai agama dari berbagai negara di dunia.
Dalam ceramahnya Din Syamsuddin menganjurkan perlunya Teologi Bersama (shared theology) tentang kemajemukan, hidup berdampingan secara damai, toleransi, dan kerukunan.
Menurut Din Syamsuddin yg juga President of Asian Conference on Religions for Peace (ACRP), agama-agama, walau ada perbedaan pada Sistema Kredo yakni konsepsi ttg Tuhan, namun memiliki titik singgung ttg kemajemukan, koeksistensi, toleransi, dan kerukunan. Titik singgung ini hanya dapat dilihat jika keberagamaan sejati diletakkan pada kemanusiaan. “Beragama sejatinya utk manusia dan kemanusiaan”, tandasnya.
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, Islam sangat menekankan aspek humanis keberagamaan ini. Hal ini dapat dipahami dari pernyataan al-Qur’an bhw misi kerasulan Muhammad SAW adalah menyebar rahmat bagi seluruh umat manusia, bahkan alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).
Maka, menurutnya, sudah saatnya dikembangkan Teologi Kerukunan bahkan antar agama yg berbasis pada humanisme religius ini. Din Syamsuddin meyakini jika teoligi semacam itu dikembangkan atau diarusutamakan, maka sebagian masalah peradaban manusia dan kemanusiaan dapat ditanggulangi. (Din)