Depan Menteri Meutya Hafid, Emak-emak Curhat Suami Korban Judol hingga Cerai Keluarga Berantakan

 Depan Menteri Meutya Hafid, Emak-emak Curhat Suami Korban Judol hingga Cerai Keluarga Berantakan

JAKARTA – Sekelompok emak-emak curhat ke Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid soal judi online (Judol). Bahkan ada Emak-emak yang menangis gegara keluarganya jadi korban judi online.

Sebut sajalah  Nuravia Oktavia (44). Hebatnya,Nuravia sangat berani menceritakan kisah keluarganya yakni sang sang suami masuk bui gara-gara. Di mana sang suami kecanduan judi online. Parah sih…

Bahkan Nuravia mengaku pada wartawan dirinya sampai-sampai ditagih utang oleh debt collector. Dan banyak kisah menyedihkan lainnya dari dari Nuravia.

“Saya korban dari judi online. Suami saya sendiri sampai dia ditahan gara-gara judi online. Gara-gara judi online, handphone, semua TV habis. Sampai saya ditagih-tagih utang,” ungkap Nur sapaan akrabnya di hadapan Menteri Meutya Hafid di Kawasan Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

Saking sedihnya Nur dari kelakuan sang suami itu membuat dirinya malu hingga bisa berusaha bertahan dan berdoa agar suaminya bisa bertaubat. Sambil menahan tangis air mata bercucuran, Nur menyampaikan bahwa dirinya juga berusaha menjauhkan anaknya yang menginjak usia dewasa muda dari sang suami agar tidak terpengaruh kebiasaan buruknya.

“Saya mau pisah, tapi saya kasihan anak-anak. Udah pada dewasa, udah pada gede. Jadi saya pertahanin biarin. Apa adanya, saya tunggu. Mungkin dia suatu saat nanti akan insaf, akan sadar,” ujarnya.

“Sampai saya takut anak saya yang pertama umur 19 tahun. Saya takut ikut-ikutan karena ulah ayahnya. Makanya saya tendang jauh anak saya ke saudaranya. Saya jauhkan dari keluarga, dari rumah tangga saya. Takut ketularan kejelekannya, ikut ke bapaknya,” sambung Nur.

Nur mengatakan, dulunya sang pujaan hati ini adalah karyawan di salah satu pabrik batre. Namun karena judi online, suaminya sekarang malah ‘turun kasta’ hanya bekerja serabutan menjadi kuli panggul.

“Karena dari temannya mungkin pergaulan, dari suami, dari teman-teman. Jadi dia lancar gitu main. Sampai sekarang dia kerja putus, dikeluarin. Tadinya kerja enak Di pabrik batre punya gaji. Sekarang nggak punya, jadi kuli panggul di Bulog,” ungkap Nur.

Hal sama disampaikan sang istri bernama Nani Puspita (44). Nani mengaku, karena ulah suaminya melakukan pinjaman online (pinjol) gegara kecanduan judi online (judol). Kacaunya lagi, sang suami Nani menggunakan data Nani untuk berutang ke Pinjol.

“Awalnya suami bilangnya lagi main game itu biasa.Terus pas saya lihat kan suka ada iklannya tuh yang petir apa gitu, saya baru ngerti. Terus awalnya emang kayaknya dia dikasih menang. Biasanya kayak gitu ya dikasih menang. Dia kayaknya kegiur tuh. Tapi kan kalau kayak gitu gak menang terus,” terang Nani.

“Terus ujung-ujungnya pinjol pakai data saya. Data dia kan udah blacklist, nggak bisa minjem kalau sudah blacklist. Terus Data saya yang dipakai jadi debt collector nyarinya saya,” lanjut Nani.

Atas kejadian itu, Nani memutuskan untuk berpisah dengan dambaan hati. Di mana sebelumnya sangat geram dengan sikap mantan suaminya sekarang itu.

“Sampai akhirnya kami pisah. Terakhir dia minta video call sama anak. Anak kan udah bisa ngomong. ‘Papa, susu dede abis’. ‘Tunggu papa pulang’. Masa susunya abis sekarang, nunggu pulangnya kapan tau, gitu,” ujar Nani.

Usai mendengarkan keluhan emak-emak itu, Menteri Meutya Hafid mengelus dada karena tak menyangka imbas dari kecanduan judi online bisa separah itu dan berdampak buruk bagi keutuhan keluarga.

“Terima kasih Bu Nur, terima kasih Bu Nani buat inspirasi yang diberikan. Saya tuh baru pertama kali ini dengar testimoni seperti ini dan nggak nyangka seburuk itu. This is heartbreaking. Ini luar biasa,” ucap Meutya.

“Mereka nggak terlalu berteriak. Mereka nggak bergaum. Tapi cerita-cerita tadi yang menurut saya akan bergaum. Angka saja itu cuma rasional. Tapi kita butuh sentuh sisi emosional dengan cerita-cerita tadi. Dan menurut saya itu empowering sekali menurut saya,” ibahnya.

Facebook Comments Box