‘Difteri Merebak di DKI, Bukti Dinkes DKI Omong Kosong’

 ‘Difteri Merebak di DKI, Bukti Dinkes DKI Omong Kosong’

Logo Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia)

JAKARTA – Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) Agung Nugroho menilai merebaknya wabah Difteri di DKI Jakarta sebagai bukti Dinas Kesehatan DKI tak berkerja hanya bisa ‘ngomong doang’ alias omdo. Itu terbukti dengan penderita mencapai 25 orang dan 2 orang korban meninggal dunia.

“Jumlah penderita yang cukup banyak dan bahkan sampai menyebabkan kematian semakin membuktikan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI telah lalai dalam melaksanakan preventif terhadap penyakit menular,” kata Agung seperti keterangan diterima lintasparlemen.com, Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Agung menjelaskan, langkah Dinkes DKI dalam mengantisipasi kasus Difteri ini cenderung berdasarkan kepanikan. Dinkes DKI masih seperti pemadam kebakaran yang bekerja tergopoh gopoh ketika ada api.

“Ketetapan Dinkes menyatakan KLB terhadap difteri jelas terlihat berdasarkan kepanikan. Bahkan info dari staff di dinkes DKI meyatakan kabid P2P tidak pernah ada melakukan penyelidikan epidemiologi,” ujar Agung

Agung menambahkan, Dinkes DKI juga cenderung lamban dalam mengantisipasi penularan difteri ini. Pertama, sejak Juli Dinkes sudah dilaporkan oleh petugas kesehatan di Jakarta Barat (Jakbar) ketika ada warga tangerang yang positif terkena difteri dan berobat di Jakbar namun tidak ada respon sama sekali dari dinkes DKI.

“Kedua, Kemkes sendiri sejak April 2017 sudah mengeluarkan Surat Edaran Waspada Terhadap Difteri, ini pun oleh dinkes DKI tidak digubris,” beber Agung

“Kami jelas mempertanyakan kinerja dinkes DKI jaman Ahok ini, sudah tidak peduli dengan keluhan warga terhadap pelayanan kesehatan dimana kadisnya tidak pernah tegas terhadap RS yang nakal. Lamban dalam merespon kematian debora dan plin plan menetapkan RS yang salah. Sekarang ditambah lagi terlambat dalam mengantisipasi penyebaran Difteri di wilayah DKI” papar Agung.

Agung juga mempertanyakan statemen Dinkes DKI yang menggadang gadang sukses 100% dalam melakukan vaksinasi. Nyatanya, di lapangan banyak masyarakat, khususnya anak-anak tidak memperoleh vaksinasi yang disebutkan tersebut.

“Terbukti dengan merebaknya kasus Difteri merupakan bukti omong kosong dinkes DKI yang menyatakan cakupan imunisasi di DKI mencapai 100 persen,” tegas Agung

Dengan buruknya kinerja Dinkes DKI. Agung meminta kepada Anies-Sandi untuk mengevaluasi total Dinkes DKI. Sebab, jika tidak dilakukan dievaluasi akan mengganggu sistem pemerintahan DKI Jakarta ke depan.

“Dinkes DKI saat ini dipimpin kadis jaman Ahok yang hanya pencitraan tanpa melihat data realistis dilapangan, tidak pernah turun lapangan, hanya sibuk proyek pembangunan dan proyek pengadaan alkes tapi luput terhadap preventif dan promotif di DKI,” pungkasnya. (Adhy)

Facebook Comments Box