Din Syamsudin Deklarasikan PIM, Luncur 10 Dasacita
JAKARTA – Din Syamsuddin bersama Ali Masykur Musa, Siti Zuhro dan 42 aktivis lainnya mendeklarasikan perkumpulan Pergerakan Indonesia Maju (PIM).
Menurut Din Syamsuddin perkumpulan itu dibentuk bukan untuk dijadikan partai politik. Namun, dirancang untuk memperjuangkan cita-cita bangsa sebagai negara Indonesia yang maju dan bermartabat yang berlatar belakang dari lintas etnis dan profesi.
“Pergerakan Indonesia Maju ini tidak diniatkan dan tidak dirancang menjadi parpol. Pergerakan Indonesia Maju ini adalah pergerakan anak-anak bangsa lintas suku dan profesi untuk terlibat di aksi kemanusiaan dan program kemasyarakatan,” ucap Din Syamsuddin saat mendeklarasikan Pergerakan Indonesia Maju di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (21/05/2016) kemarin.
Di PIM, Din didaulat sebagai Ketua Dewan Nasional. “Di era globalisasi mendorong lahirnya individualisme negara dan bangsa dewasa ini. Indonesia menghadapi tantangan ganda, yakni tantangan kemajemukan secara internal, dan tantangan pemajemukan secara eksternal,” terangnya.
Ini sepuluh poin Dasacita tersebut:
1. Maju dari kebiasaan mementingkan diri sendiri atau kelompok dengan mengedepankan kepentingan umum dan kepentingan bangsa yang lebih luas;
2. Maju dari tirani perasaan benar sendiri menjadi anak bangsa yang toleran dan menghargai perbedaan;
3. Maju dari sifat-sifat feodalisme dan primordialisme menjadi egalitarian yang menempatkan sesama anak bangsa dalam posisi dan perlakuan yang sama;
4. Maju dari budaya nepotisme dengan mengedepankan budaya meritokrasi atau prestasi dan maju dari budaya yang hanya mencela belaka dengan membangun budaya menghargai upaya dan hasil karya orang lain;
5. Maju dari kecenderungan memuaskan diri dengan kesenangan jasmani dan menganiaya diri sendiri dengan memakai narkoba;
6. Maju dari budaya kekerasan dengan mengedepan akal dari pada “okol” dan menjadi bangsa yang beradab dalam menyelesaikan setiap persoalan;
7. Maju dari kebiasaan korupsi dan mulai bekerja membangun prestasi dan menuai karya dari hasil keringat sendiri;
8. Maju dari ketergantungan dari bangsa lain dan mulai membangun kemandirian nasional, melalui kerja sama internasional yang adil dan saling menguntungkan;
9. Maju dari rasa rendah diri dalam pergaulan antar bangsa dan menjadi bangsa yang berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa laln di dunia ini;
10. Maju dari kecintaan pada dunia fana belaka dan mulai menyeimbangkan kehidupan dengan menjalankan ajaran agama yang baik (agama yang fungsional yang tidak hanya berhenti pada spiritualisme pasif tetapi berlanjut pada spiritualisme aktif dan dinamis yang mendorong daya saing, etos kerja dan produktifitas sehingga bangsa dapat bersaing di pentas global).