Disebut PDIP Setuju Adzan Ditiadakan, Eva Sundari: Itu karena Dipelintir Media Saya Muslim Mana Mungkin Larang
JAKARTA – Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari angkat suara terkait komentarnya yang viral di media sosial (Medsos) yang menyatakan ‘PDIP Setuju Adzan Ditiadakan di Indonesia karena Dianggap Mengganggu Kenyamanan non Muslim’. Bagi Eva, berita itu dipelintir.
“Saya menyesali dan kecewa strategi kelompok tertentu yang suka mempelintir dan menggorengnya di tahun politik ini. Isu itu muncul tahun 2016 dan posisi saya hanya mengomentari kasus seseorang yang merasa terganggu karena kualitas suara yang mengganggu. Sama sekali bukan tentang pelarangan adzan,” jelas Eva saat dihubungi, Jakarta, Senin (12/2/2018).
Seperti diberitakan tahun 2016 lalu, Selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla (JK), menangkap adanya masyarakat yang merasa terganggu dengan sound system di masjid yang kadang buruk khususnya saat menjelang sholat Subuh. Karena itu, agar menghasilkan suara yang merdu, JK berjanji akan melakukan perbaikan pada seluruh sound system di masjid-masjid di Indonesia.
“Saya menilai wajar protes warga tersebut karena Pak JK saat itu melalui DMI sedang memberikan bantuan sound system ke masjid-masjid agar adzan bersuara merdu sehingga tidak mengganggu,” terang Eva.
“Sekali lagi, saya tidak pernah komen soal ‘pelarangan adzan’. Saya muslim, saya menjalankan shalat jadi paham fungsi adzan. Aneh jika menyetujui pelarangan adzan,” sambungnya.
Eva tak habis pikir kepada netizen yang menyebar berita yang sudah dipelintir itu. Ia mengaku sudah mengomunikasikan hal tersebut kepada Dewan Pers dan disarankan mengambil langkah hukum.
“Lebih aneh, dipelintir oleh media yang tidak terverifikasi ke saya tapi diviralkan. Ini politik, karena dilakukan di tahun politik. Saya sudah diskusi dengan Dewan Pers (DP) dan diarahkan untuk melaporkannya ke DP sekaligus polisi,” pungkasnya. (HMS)