Donald Trump Serang Islam AS, Barack Obama Membela!

 Donald Trump Serang Islam AS, Barack Obama Membela!

ilustrasi

JAKARTA, LintasParlemen.com – Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada hari Ahad (05/06/2016) kemarin, menyampaikan harapan terbaiknya bagi Muslim di AS dan seluruh dunia dalam menyambut Ramadhan.

Dalam pidatonya, Obama sempat menyinggung calon presiden Donald Trump dengan mengatakan akan berdiri bersama masyarakat Muslim AS menolak suara-suara yang mencoba memecah belah.

“Bagi banyak orang, bulan ini merupakan kesempatan untuk fokus pada refleksi dan peningkatan rohani, pengampunan, kesabaran dan ketahanan, welas kasih bagi mereka yang kurang beruntung dan persatuan di masyarakat,” kata Obama dalam keterangan tertulis seperti dilansir CBS News, Senin (06/06/2016).

Obama menambahkan AS selama ini diberkahi dengan komunitas Muslim yang beragam seperti halnya bangsa itu sendiri. Ia mencatat Muslim memiliki peran beragam di AS mulai dari dokter, pengacara, seniman, guru, ilmuwan, organisator masyarakat, pegawai negeri hingga militer.

Kemudian ia pun menyinggung pernyataan Donald Trump yang akan melarang Muslim memasuki AS. Tanpa menyebut langsung nama, Obama mengatakan akan berdiri bersama komunitas Muslim menghadapi itu.

“Saya berdiri tegak dengan masyarakat Muslim Amerika menolak suara-suara yang berusaha memecah-belah kita atau membatasi kebebasan agama atau hak-hak sipil kita. Kita juga akan terus menerima imigran dan pengungsi ke negara kita, termasuk mereka yang Muslim,” ujarnya.

Dalam pernyataan Gedung Putih, Obama juga meminta nasib orang-orang terlantar akibat konflik di Suriah atau tempat lain diperhatikan. Menurutnya saat ini mungkin banyak Muslim yang tak dapat menikmati Ramadhan dengan segala kenyamanan di rumah mereka sendiri.

Biasanya di akhir Ramadhan, saat perayaan Idul Fitri, Obama akan mengundang sejumlah Muslim ke Gedung Putih untuk merayakannya.

Sementara itu Trump tetap pada pendiriannya terkait usulan melarang sementara Muslim memasuki AS. Menurutnya, AS menghadapi masalah di dalam negeri termasuk masalah terorisme Islam radikal. “Saya tak akan mundur. Dan itu larangan sementara. saya tidak berbicara permanen. Ini larangan sementara. Kita harus mencari tahu apa yang sedang terjadi, ” kata Trump. (sumber: republika)

 

Facebook Comments Box