DPR Desak Pemerintah Segera Atasi Jatuhnya Nilai Rupiah
JAKARTA – Anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Barat Hermanto mendesak Pemerintah agar segera mengambil langkah strategis dan taktis guna mengatasi terus melemahnya nilai rupiah terhadap dollar Amerika akhir-akhir ini. Bila tidak, akan berdampak buruk terhadap ekonomi nasional.
“Terus melemahnya nilai rupiah akan mengakibatkan capital flight (pelarian modal ke luar negeri) dan menurunnya pertumbuhan ekonomi,” ucap Hermanto dihadapan kader HMI Sumatera Barat pada kegiatan Advance Training di Asrama Haji Padang belum lama ini.
Bank Indonesia, lanjutnya, memang telah mengambil langkah menaikan suku bunga acuan atau 7 days reverse repo rate.
“Namun kebijakan tersebut sangat parsial dan jangka pendek. Harus disertai dengan kebijakan yang komprehensif dan berjangka panjang guna memperkuat fundamental ekonomi nasional,” papar Hermanto yang juga doktor ekonomi lulusan IPB ini.
Perlu juga diwaspadai, lanjutnya, penggunaan modal asing untuk pembiayaan infrastruktur dengan return jangka panjang sementara pengembalian modal plus bunga bersifat jangka pendek.
“Ini bisa berakibat terganggunya likuiditas keuangan negara dan sama sekali tidak mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat,” tuturnya.
Semakin menguatnya nilai dolar yang disertai dengan defisit neraca perdagangan, jelasnya, berdampak pada semakin besarnya rupiah yang diperlukan untuk menanggung beban hutang asing.
“Kondisi ini akan sangat memberatkan keuangan negara dalam menopang pembiayaan-pembiayaan dalam negeri. Bila kondisi ini terus berlanjut maka akan berakibat pada semakin lemahnya fundamental ekonomi,” katanya.
“Fundamental ekonomi yang lemah akan berdampak pada capital flight,” ujarnya.
Lebih jauh politisi PKS ini menyebutkan, situasi politik dan kepemimpinan nasional menghadapi pemilu dan pilpres tahun 2019 juga mempengaruhi melemahnya nilai rupiah. Pihak asing sangat khawatir dan tengah bersiaga, setiap saat bisa menarik investasinya dan memindahkannya ke negara lain.
“Saat ini diperlukan konsolidasi kepemimpinan nasional yang solid untuk menjaga kepercayaan asing. Namun hal ini sulit direalisasikan karena kompetisi menjelang pemilu dan pilpres sudah terlanjur sangat tajam,” papar Hermanto yang sempat dikader HMI ini.
Dalam kondisi ini, Hermanto berpendapat, ada satu upaya yang bersifat ideologis dan non ekonomi yang bisa dilakukan yaitu menguatkan dan menumbuhkan nasionalisme anak bangsa untuk cinta pada rupiah dan mengkonsumsi produk dalam negeri.
“Untuk mewujudkan nasionalisme yang kuat diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan keteladanan negarawan yang mumpuni sehingga dapat menyatukan anak bangsa yang dengan itu otomatis mampu memperkuat ekonomi nasional” tuturnya.
Dengan kepemimpinan nasional yang kuat disertai dukungan penuh dari rakyat dan struktur pemerintahan yang solid maka kebijakan ekonomi dapat berjalan dengan baik. Situasi ekonomi nasional berangsur kondusif. Kondisi ini tentu akan menguatkan nilai rupiah.
“Kondisi tersebut harus dapat dibangun dalam jangka waktu yang sangat singkat. Apa mungkin?,” pungkas Hermanto. (Joko)