DPR Nilai Peta Jalan Pendidikan Belum Akomodir Nilai-nilai Spiritual

 DPR Nilai Peta Jalan Pendidikan Belum Akomodir Nilai-nilai Spiritual

JAKARTA – Peta Jalan Pendidikan (PJP) dinilai belum mengakomodir nilai-nilai spiritual. Di tengah bangsa yang religius ini, idealnya nilai keagamaan terakomodir dengan masif dalam konsep PJP. Demikian mengemuka saat Komisi X DPR RI menggelar rapat dengar pendapat umum dengan sejumlah ormas keagamaan yang menyelenggarakan pendidikan.

Rapat tersebut dihadiri delegasi Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pusat, Perseketuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN).

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian dalam rilisnya, Selasa (12/1/2021), menyatakan, nilai moral, iman, dan takwa yang selama ini dinilai kalangan ormas keagamaan belum terefleksi dalam PJP, harus eksplisit masuk dalam konsep PJP.

“Saya sepakat bahwa iman dan takwa harus dimasukkan ke dalam PJP,.karena ia menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karakter peserta didik, dan merupakan tujuan utama pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar kita. Hal ini juga harus tercermin dalam asesmen karakter yang akan dilakukan, seperti apa yang dikatakan Pak Hanif Nurcholis dari Muhammadiyah saat rapat,” ungkapnya.

Peran rumah ibadah dalam dunia pendidikan sempat disinggung pula. Kalangan agama menyebut ada tiga elemen penting dalam konsep pendidikan, yaitu rumah, sekolah, dan rumah ibadah. Peran rumah ibadah sangat penting untuk mendukung pendidikan berkualitas. Hetifah sangat mendukung hal ini.

“Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah dan keluarga, tapi juga masyarakat. Dan rumah ibadah sangat berperan sentral membentuk nilai-nilai dan karakter anggota masyarakat di semua agama. Oleh karena itu, sebaiknya komponen ini dimasukkan juga dalam konsep merdeka belajar dan diintegrasikan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional,” ucap legislator asal Kalimantan Timur itu.

Di era globalisasi ini, lanjut Hetifah, organisasi keagamaan harus bahu membahu mencegah masuknya ideologi-ideologi transnasional yang merugikan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Untuk itu, nilai-nilai Pancasila juga penting ditanamkan kepada generasi muda demi menghalau ideologi transnasional yang merugikan tersebut.

“Kita harus menerapkan strategi baru bagaimana mengedepankan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara mendalam bagi para generasi muda kita. Terutama di era ini, gempuran ideologi datang dari berbagai media, termasuk media sosial. Kita harus kreatif mengembangkan strategi yang sesuai dengan perkembangan zaman.” tandas politisi Partai Golkar itu. (dpr.go.id)

Facebook Comments Box