Ekonom UI : Harga BBM Harusnya 5.200 Rupiah

 Ekonom UI : Harga BBM Harusnya 5.200 Rupiah

Ekonom Universitas Indonesia (UI), Rizal Edi Halim

Jakarta, LintasParlemen.com– Pemerintah terus didesak untuk segera menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menyusul harga minyak dunia yang saat ini hanya berkisar USD 30 per barelnya.

Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Rizal Edi Halim menjelaskan, jika mengacu pada harga minyak mentah dunia dan kondisi kurs saat ini, seharusnya harga Premium turun menjadi Rp5.200 per liter.

“Saat ini, rata-rata harga minyak dunia dilevel USD25-35 per barel. Jika mengacu kondisi sekarang, sebenarnya berapa harga Premium? saya sih angkanya Rp5.200 per liter. Itu sudah dihitung juga untungnya,” terang Rizal di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (14/2/2016) kemarin.

Bahkan, kata Rizal, jika mengacu kondisi harga minyak dunia pada 2015 yang terus anjlok, seharusnya harga Premium dibanderol Rp5.000 per liter. Harga ini mengikuti formulasi dari Pertamina.

“Kan 2015 rata-rata harga minyak itu di bawah harga USD40-50 per barel. Kalau ikuti rumus Pertamina, seharusnya harga BBM sekarang Rp4.000 per liter. Itu sudah ada MOPs, biaya angkutan, margin yang diambil Pertamina dan SPBU, serta pajak,” katanya.

Namun, dirinya menyoroti soal tidak transparasinya Pertamina soal harga Premium. Pertamina pun sebelumnya mengklaim merugi lantaran jual Premium dibawah harga keekonomian beberapa waktu lalu. Padahal, menurut Rizal, selama ini masyarakat sudah terbiasa dengan naik-turunnya harga BBM.

“Bener enggak sih Pertamina rugi atau untung sekian. Selama ini kan bertanya-tanya, itu gara-gara enggak ada keterbukaan,” paparnya.

Facebook Comments Box