Evaluasi Pasca Aksi Teroris, Jokowi Diusulkan Copot Menkopolhukam, BIN dan Kapolri
JAKARTA – Pemuda LIRA meminta Presiden Jokowi memanggil dan mengevaluasi kinerja jajarannya seperti Menkopolhukam, BIN dan Kapolri pasca rentetan aksi teroris Mako Brimob dan Tiga Bom Gereja Surabaya. Bahkan meminta tegas Menkopolhukam, BIN dan Kapolri dicopot dari jabatannya karena tak becus bekerja.
Ketua Umum DPP Pemuda LIRA Adam Irham menilai pihak pemerintah take becus salaam mencegah terjadinya radikalisme dan terorisme perlu dievaluasi secara menyeluruh. Mereka tak beres melakukan antisipasi sebelum terjadinya aksi kekerasan itu.
“Tragis dan sungguh memilukan, kejadian yang mengusik keamanan dan kepastian perlindungan negara terhadap rakyatnya tercoreng. Tragedi Mako Brimob kelapa dua Depok mengenai kisruh dan hilangnya nyawa polisi karena sesuatu hal yang sampai saat ini belum clear apa permasalahan sebenarnya, dan juga meledak nya bom di tiga gereja Surabaya Jawa Timur,” jelas Adam, Ahad (13/5/2018).
Lebih ironi lagi, lanjut Adam, ini terjadi di saat menjelang perhelatan pilkada serentak 2018 dan menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
Bagi Adam, sulit untuk menafikan kejadian ini bebas dari unsur politis atau sebuah konspirasi di dalam tahun politik menuju Pemilu raya 2019.
“Dengan perangkat yang super canggih dan infrastruktur yang baik seharusnya Menkopolhukam, BIN dan Kapolri mampu mencegah terjadi hal ini. Secanggih apapun teroris melakukan aksinya, negara tidak boleh kecolongan apalagi kalah,” terang Adam.
Alasan itu, DPP Pemuda LIRA meminta Presiden Jokowi memanggil dan mengevaluasi kinerja pemimpin tiga institusi yang terkait dengan permasalahan keamanan dalam negeri, yaitu Menkopolhukam, BIN dan Kapolri.
“Presiden perlu memastikan semua stakeholder di bawahnya bekerja dengan serius dan profesional, langkah memanggil dan mengevaluasi pemimpin tiga institusi tersebut adalah salah satu cara untuk memastikan semua berjalan sebagaimana mestinya (on the track) demi keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.
Adam mengungkapkan, jika ada kelalaian atau keteledoran dalam menjalankan tugas, maka saatnya presiden bertindak tegas kepada para pembantu-pembantunya di kabinet.
Oleh karena itu, kata Adam, perlu hukuman berat atau pencopotan terhadap ketiga pemimpin institusi tersebut bukan tidak mungkin, demi marwah dan menjaga stabilitas suatu bangsa.
“Kami mengecam dan mengutuk keras atas terjadinya insiden bom bunuh diri di depan Gereja Santa Maria Surabaya pagi tadi (13/05/2018). Dengan alasan apapun aksi teror tidak dapat dibenarkan, saya kira semua agama bersepakat untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, cinta damai dan menjunjung tinggi keberagaman kita” ketusnya Atas nama DPP Pemuda LIRA kami ikut berduka cita dan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada semua keluarga korban baik yang meninggal atau pun yang mengalami luka-luka. Semuga korban mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya,” paparnya.
“Dan yang tak kalah penting adalah jangan sampai terjadi saling curiga dan saling menuduh, semua harus di sandarkan kepada penegakan hukum. Jangan sampai anak bangsa sibuk membahas permasalahannya, namun lupa membicarakan solusi terbaik untuk tanah air tercinta Indonesia,” pungkas Adam. (Job)